GBI PRJ (CK7)

Komitmen yang kita lakukan, baik kepada Tuhan maupun manusia, sebaiknya diawali dari hubungan yang benar dengan Tuhan, serta melihat panutan keteladanan hidup yang Tuhan Yesus berikan, dan kuasa pertolongan Roh Kudus.

Jangan sampai terkena tipu daya Iblis, sehingga kita lupa akan komitmen, dan tidak setia kepada Tuhan. Bertumbuhlah dalam kasih karunia Allah supaya kita tidak tersesat dari iman.

2 Korintus 11 : 3
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Kita mungkin sering mendengar tentang Sadrakh (Hananya), Mesakh (Misael), serta Abednego (Azarya) yang mengalami ancaman hukuman mati dari raja Nebukadnezar dengan dibakar hidup-hidup apabila tidak mau menyangkali iman mereka. Namun, ketika diancam demikian, mereka setia pada iman. Apa pun yang terjadi, mereka tetap berkomitmen kepada Tuhan.

Demikian pula, jika jawaban Allah tidak sesuai apa yang kita inginkan ataupun kemauan kita, maukah kita tetap setia pada-Nya ? Walau belum melihat dan mendapat pertolongan-Nya, masihkah kita mengasihi Dia ?

Daniel 3 : 17 - 18
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.

• Dasar komitmen kita semestinya tidak memberikan syarat-syarat, ataupun tergantung kondisi-kondisi tertentu kepada Tuhan.

Dengan begitu, apabila komitmen kita secara vertikal benar, yakni pada-Nya, maka komitmen kita secara horizontal, yaitu bagi manusia atau orang lain, akan benar pula. Karena itu, di awal tahun yang baru ini, mulailah komitmen kita pada Tuhan mestinya benar, bahwa apa pun yang terjadi, apabila tidak sesuai kehendak serta rencana kita, kita tetap percaya Tuhan itu baik adanya bagi kita.

Kita juga harus mengingat bahwa sebuah komitmen atau janji sebaiknya disertai dengan sebuah persiapan dan pengertian yang baik.

• Selain itu, mulailah setiap komitmen kita dengan kasih yang mula-mula.

Kasih merupakan keputusan atau pilihan, bukannya sekadar perasaan. Jatuh cinta memang sebuah perasaan, namun kasih adalah pilihan. Karena itu, jagalah dan janganlah tinggalkan kasih kita yang semula pada Tuhan Yesus, sebab di dalamnya selalu ada prioritas, intensitas, konsistensi, serta kualitas yang benar. Dengan kata lain, sesibuk-sibuk apa pun kita, pasti akan menyediakan waktu yang terbaik.

Jika kasih mula-mula kita dengan Tuhan masih menyala-nyala dan benar, maka kemungkinan besar komitmen maupun kasih kita kepada sesama, terutama pasangan serta orang terdekat pasti tetap ada dan mekar. Kita dapat mengasihi orang lain sebagaimana Kristus telah mengasihi kita.

Wahyu 2 : 4 - 5
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh ! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

• Akhirnya, komitmen kita pasti akan mengalami ujian.

Justru kemurnian komitmen akan teruji melalui api. Namun, yakinlah apa pun yang kita alami, meskipun berat, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan, ataupun membiarkan kita sendiri. Segala ujian serta proses karakter yang terjadi dapat membentuk kehidupan kita agar semakin segambar dan serupa dengan Tuhan Yesus. Ia terlebih rindu mengubahkan kita, bukan sekadar mengatasi permasalahan kita. Melalui berbagai badai kehidupan, Allah sanggup mengubah perspektif kita apabila mau.

Melewati suka, duka, dan lembah kekelaman yang ada, kita juga dapat makin dekat serta begitu akrab dan intim dengan-Nya. Dengan melihat kembali ke belakang ataupun segala hal yang telah kita lalui dalam perjalanan iman, kiranya kita juga mengalami Allah dan mengenal Dia. 

1 Petrus 1 : 6 - 7
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

• Komitmen yang benar juga akan memiliki tanda.

Seperti hal sederhananya, seseorang yang berkomitmen dalam suatu cabang olahraga, pasti mempunyai tanda, misalnya fisiknya yang mengalami perubahan. Seperti halnya, komitmen Tuhan Yesus yang rela berkorban sampai mati di kayu salib, bangkit, dan memiliki tanda-tanda penyaliban serta kebangkitan-Nya. Meskipun tidak selalu secara fisik, komitmen kita akan terlihat dari kesaksian hidup kita yang senantiasa setia berjalan bersama Tuhan. Lagipula, bukankah sesungguhnya kehidupan kita ini penuh dengan kesaksian akan kebaikan dan pertolongan-Nya ?

Lukas 24 : 38 - 39
Akan tetapi Ia berkata kepada mereka : Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu ? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku : Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.

Tuhan Yesus Memberkati