GBI PRJ (CK7)

Tuhan sangat senang terhadap orang-orang yang memahami serta mengenal Dia, bahwa Tuhanlah yang menunjukkan kasih setia, keadilan, dan kebenaran.

Yeremia 9:23-24
Mengenal Allah adalah kebahagiaan manusia -- Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

Tuhan Yesus berkata ke orang-orang Farisi dan Saduki, dalam Matius 16:2-3, “Tetapi jawab Yesus: ‘Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.’”

Demikian juga, Tuhan berbicara pada kita agar tidak hanya bisa melihat atau membedakan tanda-tanda yang terjadi di dunia, tetapi lebih daripada itu, kita mesti mampu mengamati tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Sesuai 1 Tesalonika 5:1-11, hari Tuhan datang “seperti pencuri pada malam hari”. Ini berlaku pada orang-orang yang ‘hidup dalam kegelapan’. Tetapi, kita yang hidup dalam terang, hari Tuhan tidak datang tiba-tiba seperti pencuri. Orang yang hidup dalam terang atau siang adalah yang berjaga-jaga serta sadar, mereka tahu akan tanda-tanda zaman.

Saat ini, Tuhan sedang berbicara bagi gereja-Nya tentang tahun 2033, bahwa pada tahun 2033, setiap orang akan berjumpa secara otentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa serta hadirat Roh Kudus. Sampai tahun 2033, setiap kita mendapat kesempatan untuk memperkenalkan Yesus kepada setiap orang. Tahun 2033 merupakan goal penyelesaian Amanat Agung. Kalau benar tahun 2033 Amanat Agung selesai, tidak berarti bahwa Tuhan Yesus pasti datang tahun itu, sebab tidak alkitabiah. Tetapi, kalau berkata tahun 2033, Tuhan Yesus bisa datang, itu alkitabiah. Sesuai Matius 24:14, kalau Amanat Agung selesai, baru setelah itulah tiba kesudahannya; bisa berarti satu minggu, satu bulan, satu tahun, atau beberapa tahun. Tetapi, kita jelas mengerti bahwa Tuhan Yesus sendiri berkata, “Aku datang segera.”

Bagaimana menyelesaikan Amanat Agung?

Yeremia 33:3
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.

Saya melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Saya berseru-seru kepada-Nya, dan Ia memberikan pengertian, bahwa hal-hal yang ada ke depan adalah sesuatu yang besar. Tuhan memberi kata kunci: ‘sembahyang’. Arti sembahyang adalah berdoa. Selain itu, ‘sembahyang’ berasal dari kata ‘sembah’ dan ‘Hyang’ (bahasa Sansekerta, Jawa kuno, dan Bali), yang berarti yang mahakuasa, yang mahamulia, yang mahasuci. Bagi kita orang Kristen, itu adalah Tuhan Allah kita, Yesus Kristus. Jadi, kita harus menyembah Tuhan Yesus.

Definisi menyembah bisa dalam artian sempit (yaitu merasakan, menikmati, dan masuk dalam hadirat-Nya), ataupun luas (yaitu taat pada firman-Nya). Mujizat-mujizat akan terjadi kalau kita sembahyang. Dan untuk mengerti, serta memahami hal-hal besar yang akan terjadi sampai tahun 2033, kata kuncinya adalah ‘sembahyang’. 

Sesuai yang pernah terjadi saat Asbury Revival, maka pola penuaian jiwa dan pemuridan ke depan ini adalah doa, pujian, penyembahan bersama-sama, dalam unity siang dan malam, yaitu sembahyang.

Pada 03 – 06 Oktober 2023, ada World Prayer Assembly (WPA) di Perth, Australia. Bagi saya, ini merupakan WPA yang ketiga. WPA pertama serta kedua diadakan di SICC (Sentul International Convention Center) pada 2012 dan 2022. Ayat emas WPA adalah Habakuk 2:14, “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.” Setiap kali WPA selesai, baik yang pertama maupun kedua, terjadi hal-hal luar biasa yang mendorong terjadinya kegerakan-kegerakan baru. Misalnya, setelah WPA pertama pada 2012, maka tahun 2013 terjadi dua peristiwa penting:

•    Peristiwa pertama: Tahun 2013, Tuhan memberikan nama kepada pencurahan Roh Kudus yang terjadi hari-hari ini, seperti yang dikatakan-Nya pada tahun 2009 kepada saya, sebagai Pentakosta Ketiga.

•    Peristiwa kedua: Tahun 2013, pada waktu Global Council Empowered21 Meeting di Hawaii, Tuhan memberikan visi, bahwa pada tahun 2033, setiap orang akan berjumpa secara otentik dengan Tuhan Yesus, melalui kuasa serta hadirat Roh Kudus.

Awalnya, kami tidak mengerti apa yang Tuhan maksud dengan visi ini, tetapi kami percaya. Dan sebagai tanda percaya, kami memperkatakan visi tersebut. Pada 2018, Tuhan membukakan pengertian tentang Pentakosta Ketiga.

Setelah WPA kedua pada Mei 2022 di SICC, Tuhan membukakan pengertian tentang tahun 2033. Saat itu, ada tiga hamba Tuhan berbicara tentang hal yang sama tentang 2033:
•    Ps. Billy Wilson yang mewakili aliran Pentakosta.
•    Ps. Rick Warren yang mewakili Baptis.
•    Ps. Nicky Gumbel yang mewakili Anglikan.

Ketika mendengarkan mereka berbicara, maka Tuhan memberikan pengertian, dan saya berkata, “I got it. I got it!” Setelah itu, ada konferensi Empowered21 di Amsterdam, Belanda, dengan tema: EVERYONE. Ini dapat diartikan
•    Setiap orang akan mendapat kesempatan untuk berjumpa secara otentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa dan hadirat Roh Kudus pada tahun 2033.
•    Setiap kita mendapat kesempatan untuk memperkenalkan Yesus kepada setiap orang sampai tahun 2033.

Pada 03 – 05 Juli 2024, akan diadakan Empowered21 – EVERYONE ASIA 2024, Reaching Every Person On Earth. Saya percaya, ini akan menjadi trigger atau pendorong untuk kegerakan NextGen atau generasi muda secara global. Hal itu jugalah yang terjadi setelah WPA pertama dan kedua.

WPA ketiga di Perth telah berakhir dengan lawatan luar biasa dari Tuhan untuk NextGen. Saya percaya, akan terjadi kegerakan-kegerakan lebih dahsyat yang merupakan kelanjutan dari yang terjadi sekarang ini sampai 2033. Pesan Tuhan bagi kita adalah menjaga supaya doa, pujian, dan penyembahan kepada-Nya tidak berhenti. Jagalah ‘api doa’ agar terus naik ke hadapan-Nya. Ada yang harus kita lakukan agar doa, pujian, penyembahan tetap menyala siang-malam.

Imamat 6:12-13
Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.

Tuhan mau umat-Nya, imamat yang rajani, yaitu kita semua menjaga api doa tetap menyala. Ayat tersebut juga yang menjadi kekuatan pendorong bagi kaum Moravian di Herrnhut, yang mempertahankan api doa, pujian, penyembahan 24 jam selama 100 tahun! Nah, apa yang harus kita lakukan supaya api doa tetap menyala:

1.    Mempersembahkan kurban bagi Tuhan (Imamat 6:9). 
‘Kurban’ yang dimaksud adalah pujian, penyembahan, talenta, bahkan seluruh hidup kita. Roma 12:1 berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

2.    Mengasihi jiwa-jiwa yang ditebus oleh darah Yesus Kristus (Wahyu 5:9, 12-13).
Sebagai penuai jiwa di akhir zaman, kita harus bergairah dengan ladang tuaian yang telah   menguning (Yohanes 4:35). Sesuai pola surgawi dalam Wahyu 5:9-13, api doa akan selalu menyala setiap kali mengingat darah Anak Domba yang telah disembelih, menebus tuaian dari tiap suku dan bangsa.

3.    Mengandalkan api Tuhan (Imamat 9:24).
Api yang melahap kurban datang dari Tuhan, bukan dibuat oleh manusia. Jangan coba-coba menyalakan “api asing” (Imamat 10:1-2), yaitu lewat kedagingan ataupun kekuatan diri sendiri.

4.    Menyingkirkan abu dari mezbah (Imamat 6:10b).
Menyingkirkan abu dari mezbah berarti kita menjaga hati tetap murni (Efesus 4:31), dan hidup berintegritas atau tidak bercela. 

5.    Menaruh kayu di atas mezbah (Imamat 6:12b). 
Kayu berbicara tentang bahan bakar yang menyalakan api rohani dalam hidup kita, seperti bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama (Kisah Para Rasul 1:14), bersekutu, serta membaca Alkitab (Kisah Para Rasul 2:42). 

6.    Mengatur kurban (Imamat 6:12b).
Kurban tidak boleh sembarangan dipersembahkan, melainkan harus lewat pengaturan ilahi atau polanya Tuhan. Tuhan menyatakan pola bagi gereja melalui tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 16:6-7), pelayanan lima jawatan (Efesus 4:11-12), dan teladan bapa rohani (1 Korintus 11:1). Kita juga tidak boleh sok mengatur-atur kegerakan Roh Kudus. 

7.    Membangkitkan NextGen (Imamat 6:9). 
Perintah untuk ‘menjaga api’ harus diteruskan dan diimpartasikan kepada generasi berikutnya. Pola ini juga terlihat di Pondok Daud, saat Heman, seorang pemimpin pujian yang ditunjuk oleh Daud, memimpin serta menyertakan anak-anaknya dalam pelayanan pujian (1 Tawarikh 25:5-6).

1 Tawarikh 25:6
Mereka ini sekalian berada di bawah pimpinan ayah mereka pada waktu menyanyikan nyanyian di rumah TUHAN dengan diiringi ceracap, gambus dan kecapi untuk ibadah di rumah Allah dengan petunjuk raja. Demikianlah keadaan bani Asaf, Yedutun dan Heman.

Tuhan Yesus Memberkati