Banyak orang menyebut diri Kristen, tanpa memahami arti dalam kehidupannya. Dengan kata lain, orang yang “beragama Kristen” masih lebih banyak daripada orang yang sungguh-sungguh Kristen, yaitu mengikuti bagaimana cara Kristus telah hidup. Jadi, orang beragama Kristen belum tentu orang Kristen, pengikut Kristus yang sejati.
Kita memiliki tanggung jawab setelah menerima keselamatan dari Tuhan Yesus, meski mungkin ada hal-hal tidak enak yang akan kita alami. Namun, jangan sampai iman kita teralihkan, melainkan mesti tetap berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan, “Buku Manual” sejati untuk kehidupan kita.
Pada tingkatan yang paling bawah dalam hidup ini adalah orang-orang yang tidak percaya. Kemudian, level di atasnya ialah orang yang meskipun melihat, namun masih tidak mau percaya. Selain itu, ada level melihat terlebih dulu, lalu baru percaya (Yohanes 20 : 29). Namun, tingkat yang paling tinggi adalah sekalipun tidak atau belum melihat, tetapi kita mau memilih untuk percaya, sehingga kita terbilang orang-orang yang diberkati oleh Tuhan, seperti halnya Yosua.
Yosua 1 : 2 - 5
Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
Dalam perjalanan iman sebagai orang percaya, apa pun yang kita alami, tetaplah percaya, meskipun ada musuh-musuh, tantangan, maupun berbagai hal yang mencoba mengalihkan, mengganggu, mengelabui perhatian, serta rasa percaya kita. Namun, kuatkan dan teguhkanlah hati kita.
Yosua 1 : 6
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
Apa pun yang kita rasakan melalui pancaindra, percayai, maupun pikirkan sering kali akan menentukan bagaimana langkah kita ke depannya. Selain itu, reaksi rasa takut, emosi atau perasaan memang wajar, normal, serta perlu untuk hal-hal tertentu, namun di atas itu adalah respons yang terarah dengan benar. Dengan kata lain, takut itu manusiawi, tetapi janganlah terus-menerus hidup dalam ketakutan, melainkan mempercayai janji-janji Tuhan. Berfokuslah pada genggaman tangan-Nya, Raja di atas segala raja, sekalipun kita tidak dapat melihat masa depan.
Janganlah biarkan “kabut-kabut kehidupan” mengalihkan iman dan percaya kita, sebab tuntunan Tuhan tidak pernah gagal dalam hidup kita ataupun mengecewakan. Firman-Nya ialah pelita bagi langkah kaki kita dalam menjalani kehidupan ini. Apa pun yang terjadi dalam hidup Saudara, kuatkanlah hati, bertumbuhlah dalam iman, serta Tuhan yang mengubahkan karakter kita yang perlu diubahkan.
Karenanya, aktifkanlah iman kita, serta mengalami Tuhan hadirat-Nya, kuasa, mujizat, hati, terutama pengenalan akan Pribadi-Nya. Bersyukurlah kepada Sang Pemberi, bukan sekadar terkesima pada pemberian-Nya atau berkat saja, entah itu kesembuhan, pemulihan keluarga, keuangan, dan lainnya. Ada hal yang lebih indah saat kita mengejar Sang Pemberi.
Markus 3 : 7 - 12
Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak : Engkaulah Anak Allah. Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Kedewasaan iman ialah lebih bersyukur pada Sang Pemberi, yaitu Tuhan sendiri, jauh daripada sekadar mengejar hal-hal lahiriah atau materi yang dapat kita terima. Bukannya berseru-seru, “Hosana, hosana, haleluya !” hanya saat ada keinginan yang terpenuhi, tetapi ketika tidak menerima atau mengalami kebaikan dari Tuhan kita ganti berteriak, “Salibkan Dia ! Salibkan Dia !”
Orang yang sungguh-sungguh mengerti isi hatinya Tuhan, akan tetap mengucap syukur dan percaya apa pun yang terjadi. Kita semua adalah duta-duta Kerajaan Allah, menyadari apa yang menjadi kelemahan maupun potensi kita, dan apa yang seharusnya kita kerjakan. Di atas segalanya, sebagai orang Kristen, kita beriman akan ke mana kita pergi setelah meninggalkan dunia ini, yaitu kembali berpulang ke rumah Bapa di surga, dan hidup selama-lamanya bersama dengan Tuhan Yesus.
Daniel 3 : 17 - 18
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.
Kiranya, setiap kita ketika menghadapi apa pun, tetap sungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang setia Tetaplah taat, berkomitmen pada Dia, menyembah, dan mengasihi-Nya. Jadilah Pengikut Kristus yang sejati.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz