GBI PRJ (CK7)

Kita gampang cemas, khawatir, atau takut. Itu wajar, tetapi jangan berlarut-larut di dalamnya. Kecenderungan kita saat menghadapi suatu kejadian yang di luar kendali adalah dengan rasa khawatir daripada menghadapinya dengan iman. Mari kita lihat kisah Daud untuk belajar lebih lagi tentang kekhawatiran.

1 Samuel 27:1-3
Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya." Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel.

Daud baru saja terlepas dari Saul di pasal sebelumnya, namun cepat sekali berpikir suatu saat Saul akan membunuhnya. Seperti Daud, kita pun terkadang terombang-ambing dalam pikiran. Saat masih berpikir positif atau bahagia, sewaktu-waktu pikiran-pikiran jelek dapat saja menyerang. Pikiran kita memang sebuah medan pertempuran, dan pikiran yang menang, itulah yang biasanya akan mengarahkan hidup kita seperti tertulis di Amsal.

Amsal 23:7a
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.

(NKJV)
For as he thinks in his heart, so is he. 

Secara gamblang artinya, bagaimana seseorang berpikir di hatinya, demikianlah dia. "Our life is moving to the direction of our strongest thought" (Ps. Craig Groeschel). Hidup kita cenderung mengarah pada pikiran yang menguasai hati kita. Karena itu, saat panik atau takut, sebaiknya jangan mengambil keputusan. Ambillah keputusan, terutama yang penting, saat ada damai sejahtera dari Tuhan, yaitu yakin hidup kita ada di tangan-Nya. Beberapa hal terpenting yang biasanya kita khawatirkan telah dijabarkan Tuhan Yesus:

Matius 6:25-27
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Matius 6:31-34
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Uang, pakaian ataupun gaya hidup (lifestyle), makanan, kesehatan, dan masa depan merupakan hal-hal yang biasa memenuhi pikiran kita dalam mengisi serta menjalani hidup ini. Tuhan Yesus melihat hidup jauh lebih penting daripada semua itu.

Dari ayat-ayat di atas, kita mau belajar beberapa hal cara mengalahkan rasa kekhawatiran:
1.    Set your priorities right (susun serta atur prioritas kita dengan benar).
Kita sadar apa yang penting, tetapi sering tindakan kita tidak mencerminkannya. Kita tahu kesehatan lebih penting daripada uang, tetapi kadang kita bekerja mengorbankan kesehatan. Kita tahu masa depan lebih penting ketimbang pakaian, tetapi terkadang kita memusingkan pakaian. Menyusun prioritas dan menghidupinya membantu kita mengalahkan kekhawatiran. Tuhan Yesus ingin kita sadar kita milik-Nya, kita lebih berharga daripada burung-burung di udara dan bunga bakung di ladang. Dia datang menebus kita bukan untuk meninggalkan kita menjalani hidup ini sendirian, namun Ia akan menyertai dan berjalan bersama kita dalam segala kemuliaan dan pemeliharaan-Nya. Serahkanlah semua kekhawatiran kita kepada-Nya.

2.    Break the chain of worry (putuskan rantai kekhawatiran dengan melihat kebesaran Tuhan dan yakin terhadap janji-Nya).
Mengutip hasil studi Don Josef Goewey, dalam bukunya The End of Stress, apa yang biasanya dikhawatirkan orang-orang itu 85% sebenarnya tidak pernah terjadi. Walau 15% terjadi, tetapi 79% yang mengalami melewatinya dengan sangat baik, ataupun tidak seperti yang dibayangkan, bahkan menjadi pelajaran hidup berharga. Bisa disimpulkan, 97% dari kekhawatiran kita itu sesungguhnya tidak berguna. Jadi, tanggalkan semua kekhawatiran kita, alihkan pikiran kita pada kebesaran Tuhan serta janji-Nya saja. Ia beserta kita.

Matius 6:25-30
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?  Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Full your cup with His goodness and greatness. Mari penuhi hati, pikiran, dan hidup kita dengan kebaikan-kebaikan serta dalam kebesaran Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati