GBI PRJ (CK7)

Minggu, 05 Juni 2022 gereja Tuhan baru saja memperingati hari Pentakosta. Hari dimana Roh Kudus dicurahkan ke atas murid-murid Kristus di loteng Yerusalem. Peristiwa ini menandai lahirnya gereja Tuhan di saat yang sama para murid diubahkan oleh karena mereka menerima kuasa dari tempat Mahatinggi seperti yang dijanjikan Kristus Yesus sebelum Ia naik ke Surga bahwa mereka akan diperlengkapi dengan kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka menjadi saksi-Nya. 

Kisah Para Rasul 1 : 8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

Kata "kuasa"(Yun : δύναμις - dunamis), yaitu
- Sesuatu yang menghasilkan daya efek yang kuat

- Potensi yang bekerja dalam berbagai cara untuk mendatangkan kekuatan, kemampuan saat digunakan yaitu "Untuk menjadi saksi Tuhan"

Terang Dunia
Matius 5 : 14 - 16
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Yohanes 12 : 46
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.

Tuhan Yesus telah memanggil, menyelamatkan dan menjadikan kita sebagai murid-murid-Nya. Dan sebagai orang percaya, Yesus menggambarkan hidup kita seperti garam dunia dan terang dunia. Hidup kekristenan kita sebagai garam dan terang  harus berfungsi. Hal itulah yang menunjukkan bahwa kita adalah murid-murid-Nya. 

Konsekuensi sebagai garam dan terang dunia menjadikan kita sebagai sorotan, diperhatikan dan dijadikan standar nilai. Semua mata akan tertuju kepada kita; mereka mengamati dan menilai setiap tindak tanduk, sikap, perkataan, respon dan keputusan yang kita ambil. Dunia tidak melihat cara kita beribadah atau menyembah Tuhan dan karunia yang kita miliki, tetapi dunia melihat tindakan praktis kita yang baik dan memuliakan Bapa di Sorga.

Saat kita melakukan segala perbuatan baik, maka nama Yesus yang dipermuliakan. Sebaliknya, ketika perbuatan kita tercela maka nama Yesus yang dihujat.

Pengalaman Mahatma Gandhi yang tertarik dengan kekristenan karena indahnya pengajaran Kristus, menarik bagi dirinya untuk menjadi murid Kristus. Namun ketika dia memutuskan untuk mencari Kristus dan mau beribadah, dirinya ditolak oleh warga gereja karena warna kulit (ras), dia diusir dari depan pintu gereja. Gandhi muda menolak menjadi Kristen, meskipun demikian dia melakukan serta mengajarkan apa yang diajarkan Kristus Yesus.

"Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda. Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini." (Mahatma Gandhi)

Cara paling efektif untuk penginjilan adalah hidup di dalam Injil, menjalaninya dari awal, pertengahan dan akhirnya. Bukan saja mengkhotbahkannya, tapi hidup menurut terang itu. 

Jika Anda melayani orang lain, dan Anda meminta orang lain untuk melayani, mereka akan mengerti. Injil itu lebih kuat kuasanya saat dijalankan / dipraktekkan ketimbang dikhotbahkan.

Sudahkah hidup kekristenan kita berfungsi sebagai garam dan terang dunia ? Kuasa Roh Kudus yang dicurahkan ke atas kita bukan untuk pertunjukan karunia dan pamer rohani di dalam gereja tetapi kuasa agar kita pergi mendemonstrasikan perbuatan-perbuatan yang baik yang telah mengubahkan hidup kita dan memuliakan Bapa kita di Sorga. Kuasa yang memampukan kita berfungsi sebagai garam dan terang dunia.

Elizabeth Gilbert, seorang penulis Amerika terkenal. Karya fenomenalnya Eat, Pray & Love yang terjual lebih dari 12 juta buku, diterjemahkan dalam 30 bahasa dan dibuat menjadi sebuah film dengan nama yang sama pada tahun 2010 yang diperankan oleh Julia Roberts dan setting lokasi : Amerika, Italia, India dan Bali), memiliki pesan moral yang bagus.

Pesan moral dari Film ini adalah bahwa orang -orang di sekitar kita sesungguhnya menilai perbuatan kita bukan, bukan siapa kita tetapi apa yang kita perbuat. 

Tuhan Yesus Memberkati