GBI PRJ (CK7)

Dalam berbagai hal dan tanpa kita sadari, kita sering membanding-bandingkan harta, penampila, prestasi, dan keadaan dengan orang lain. Entah itu masalah rumah, mobil, dan lain-lainnya.
 
Sesuatu di dalam diri manusia selalu mempertanyakan : Apakah aku cukup baik, cukup cantik, cukup pintar ? Manusia mempunyai keinginan untuk selalu diterima dan dicintai. Dan itu yang membuat kita sering membanding-bandingkan dengan orang lain.
 
Mari kita lihat apa kata Firman Tuhan mengenai hal ini ? Mengapa kita harus Quit Comparing ?
 
1. Comparison is the death of contentment. Membanding-bandingkan akan membuat kita kehilangan rasa bersyukur.
 
1 Timotius 6 : 6 - 7 
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
 
1 Timotius 6 : 9 - 10
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
 
Seperti mirage (fatamorgana), membanding-bandingkan dengan sesuatu dengan orang lain itu sangat semu. Belum tentu mereka yang kelihatan mempunyai segala sesuatu itu ada dalam situasi yang baik. Jangan-jangan banyak hutang credit card dan masalah-masalah yang lain. Kesuksesan dalam hidup bukanlah mengenai siapa yang superior (unggul) atau inferior. Secara sederhana, sukses adalah pada saat kita menjadi pribadi yang sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan kehendak kita.
 
2. Comparison makes us prideful. Membanding-bandingkan akan membuat kita menjadi tinggi hati
 
 Lukas 18 : 10 - 14
Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata : Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu : Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
 
3. Comparison makes us resentful. Membanding-bandingkan akan membuat kita menjadi pribadi yang suka mendengki.
 
1 Samuel 18 : 6 - 9
Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya : Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa. Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya : Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya. Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. 
 
Saul and David should be in the same team with the same enemy, same God, same vision. But comparison brings resentment. (Saul dan Daud harus berada dalam tim yang sama dengan musuh yang sama, Tuhan yang sama, visi yang sama. Tapi perbandingan membawa kebencian). Kita jadi terfokus kepada hidup orang lain. 
 
Galatia 6 : 4
Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
 
Setiap orang memiliki jalur perlombaan masing-masing. Berkonsentrasilah untuk menjadi versi terbaik diri kita, maka kita tidak perlu membandingkan diri kita kepada orang lain. Tidak usah focus ke social media, focus pada panggilan dan tanggung jawab kita. Banggalah pada pencapaian diri karena kerja keras kita.
 
Kesuksesan dalam hidup bukanlah mengenai siapa yang superior (unggul) atau inferior (lebih rendah). Secara sederhana, sukses adalah pada saat kita menjadi pribadi yang sesuai dengan kehendak-Nya, bukan kehendak kita.
 
Mazmur 75 : 6 - 7 (7 - 8) Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain.
 
Tuhan Yesus Memberkati