GBI PRJ (CK7)

Tahun 2022 ialah Tahun Paradigma yang baru, The Year of A New Paradigm. Definisi 'paradigma' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : model dan kerangka berpikir. Menurut Westminster Dictionary of Theological Terms, contoh, pola, atau model. Istilah ini sering dipakai guna menunjukkan cara berpikir dalam teologi ketika bahan-bahan dikumpulkan dan diatur melalui satu pola atau cara tertentu seperti dalam doktrin.

Tuhan Yesus memberi ayat emas untuk tema ini, yaitu Yesaya 43 : 18 - 21 dan Filipi 3 : 13 - 14. Melalui ayat-ayat tersebut, Tuhan menuntun kita memasuki tahun 2022.
 
Yesaya 43 : 18 - 19
Firman-Nya : Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala ! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya ? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.

Kalau melihat ayat-ayat sebelumnya, Tuhan mengingatkan bangsa Israel dulu ditolong dari kejaran Firaun beserta pasukannya dengan mengubur mereka di Laut Merah. Tetapi, untuk membebaskan Israel dari Babel, Tuhan memakai cara lain yang tidak sama dengan yang dulu Dia lakukan. Tuhan membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, yang mustahil dilakukan manusia zaman itu, namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Inilah paradigma yang baru.

Memasuki tahun 2022, Tuhan akan menolong dan membebaskan kita dari masalah-masalah yang terjadi dalam seluruh aspek hidup kita: penyakit, keluarga, pelayanan, bisnis, sekolah, masa depan dan lain-lainnya dengan cara atau paradigma yang baru.

1 Korintus 2 : 9 
Tetapi seperti ada tertulis : Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

Tiga hal yang harus kita perhatikan memasuki Tahun Paradigma yang Baru :

1. Paradigma ialah inisiatif Tuhan sendiri yang perlu respons umat-Nya. Ada bagian yang Tuhan perbuat, ada bagian yang harus dilakukan umat.

2. Bagian Tuhan, yaitu membuat sesuatu yang baru.

3. Bagian umat adalah melihat, mengetahui, dan menerima yang Tuhan perbuat.

Supaya punya pola pikir paradigma yang baru adalah melalui firman dan Roh Kudus. Bukan kebetulan, sebelum memasuki 2022, tema tahun 2021 ialah Tahun Integritas. Maka, hanya orang-orang yang berintegritaslah atau menjadi serupa karakter Yesus yang akan mengerti serta merespons paradigma yang baru secara benar.

Karenanya, lakukanlah seperti yang tertulis dalam 1 Yohanes 2 : 6, kita yang percaya Tuhan Yesus harus hidup seperti Kristus telah hidup. Jika kita hidup seperti Kristus telah hidup, maka kita akan menjadi serupa Dia.

Filipi 3 : 13 - 14 
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Melihat ayat-ayat sebelumnya, Paulus bersaksi ia mengalami perubahan paradigma terkait masa lalunya lewat pengenalannya akan Kristus. Maka, orang yang berjumpa Tuhan Yesus seharusnya mengalami perubahan paradigma, artinya memiliki paradigma yang baru.

Setelah mengalami paradigma yang baru karena mengenal Tuhan Yesus, sesuai FIlipi 3 : 13, ia melupakan apa yang telah di belakangnya. Artinya, melupakan apa yang pernah dilakukan, lalu mengarahkan diri pada apa yang di hadapannya dan berlari-lari pada tujuan. Artinya, mengejar sekalipun menderita, untuk memperoleh hadiah, yakni panggilan surgawi dari Allah Bapa dalam Yesus Kristus.

Hendaknya kita juga seperti itu, yaitu berlari-lari pada tujuan, mengejar sekalipun menderita untuk memperoleh hadiah berupa mahkota. Kita harus berpikir bukan hanya masuk surga, melainkan juga masuk surga dengan hadiah berupa mahkota.

Membaca perikop kitab Hagai pasal 1 sampai 2 ayat 1(a), adalah ajakan membangun bait suci. Tuhan berfirman melalui nabi Hagai ke Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan imam besar Yosua bin Yozadak, guna mengajak bangsa Israel membangun bait suci. Tuhan menegur Israel karena hanya sibuk membangun rumahnya sendiri, sedang rumah Tuhan tidak dibangun dan tetap jadi reruntuhan.

Tuhan berkata ke Israel, karena itu lihatlah keadaan dirimu :

• Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit

• Kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang

• Kamu minum, tetapi tidak sampai puas

• Kamu mendapat upah, tetapi tidak pernah cukup karena seperti ditaruh dalam pundi-pundi berlubang, artinya kemungkinan banyak pengeluaran tidak terduga seperti sakit, dicuri, ditipu, dirampok, dan lain-lain

Teguran yang sama Tuhan berikan sekarang kepada kita, hari-hari ini yang banyak sibuk membangun keperluan-keperluan jasmani, sementara kerohanian tidak dibangun atau diperhatikan.

Bagaimana keadaan Saudara ? Apakah sama dengan Israel waktu itu ? Tuhan berkata, kalau mereka membangun rumah Tuhan, maka akan diberkati secara jasmani maupun rohani. Demikian juga kita, kalau membangun manusia rohani sehingga menjadi serupa Yesus, Ia akan mencurahkan berkat jasmani dan rohani.

Paradigma yang lama, pola pikir duniawi yang berdampak pada kehidupan duniawi, akan berujung kebinasaan. Karena itu, miliki serta hidupilah paradigma yang baru sehingga menjadi serupa Yesus. Menjadi orang yang berintegritas, mencari serta memikirkan perkara-perkara surgawi, bukan yang di bumi. Sehingga saat Tuhan Yesus menjemput gereja-Nya, kita akan ikut pengangkatan, masuk surga dan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya!

Yesaya 43 : 21
Umat yang telah Ku-bentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.

Tuhan akan menolong dalam seluruh aspek hidup kita memasuki tahun 2022 dengan paradigma yang baru karena kita umat-Nya, dan diminta untuk memberitakan kemasyhuran nama-Nya, serta menyelesaikan Amanat Agung di era Pentakosta Ketiga ini. Ingat, tugas utama kita memberitakan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar.

1 Petrus 2 : 9
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.

Arti imamat yang rajani :

• Imam kepunyaan raja, atau imam yang melayani raja. Melalui Tuhan Yesus, kita sudah menjadi imam di hadapan Allah, artinya kita melayani Dia, Raja di atas segala raja, untuk taat pada perintah-Nya dan menyenangkan hati-Nya.

• Status kita sebagai imam dan raja sesuai Wahyu 5 : 10 yang berkata Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.

Semua ini sesuai Wahyu 5 : 9 yang berkata, kita sudah dibeli dengan darah Yesus. Dibeli dari siapa? Sesuai Kisah Para Rasul 26 : 18, sebelum percaya Tuhan Yesus, kita berada di bawah kuasa Iblis. Jadi, kita dibeli dari tangan si Iblis ! Ingat, kita milik Tuhan Yesus, sudah dibeli dengan harga yang mahal, yakni darah Tuhan Yesus sendiri. Kemudian, Tuhan Yesus membuat kita menjadi suatu kerajaan, dan kita menjadi imam bagi Allah, serta memerintah sebagai raja di bumi. Artinya :

• Menyatakan kuasa Roh Allah seperti yang dilakukan Tuhan Yesus : mengusir setan, melenyapkan penyakit, menghardik badai. Jadi, kita diberi kuasa melakukan itu.

• Menyatakan kehendak Allah dengan memberitakan keselamatan dan pengampunan dosa. Matius 16 : 19 berkata Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

• Memerintah sebagai raja di bumi bersama Kristus dalam kerajaan seribu tahun. Wahyu 20 : 6 berkata Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Mungkin ada di antara kita yang tidak sadar betapa dahsyatnya kuasa yang Tuhan berikan. Mungkin kita selalu hidup dalam kekalahan. Atau, di masa-masa pandemi ini, terlalu banyak masalah yang kita hadapi, sehingga tawar hati. Tuhan ingatkan melalui Amsal 24 : 10 Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.

Bangkitlah, dan ingatlah kita imamat yang rajani, artinya imam-imam bagi Allah dan memerintah sebagai raja di bumi. Kita harus senantiasa hidup dalam kemenangan !

Memasuki tahun 2022 pun, persembahan sulung adalah paradigma yang baru supaya Tuhan memberkati umat-Nya.

Amsal 3 : 9 - 10 
Muliakanlah Tuhan  dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.

Persembahan sulung untuk tahun 2022 ialah seluruh penghasilan yang didapat pada Januari 2022 dan diberikan di Februari 2022. Ini sudah kita lakukan lebih dari 10 tahun. Persembahan sulung adalah hasil pertama yang merupakan hasil terbaik secara kualitas serta kuantitas. Hasil pertama penghasilan kita, bukan sisa-sisa. Ini merupakan referensi The Apologetics Study Bible dan catatan Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri Life Application Study Bible versi Injili terkait Amsal 3 : 9 - 10.

Tuhan Yesus sendiri pernah mengungkit persembahan dari seluruh penghasilan seorang janda miskin dalam Markus 12 : 41 - 44. Tuhan Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Tuhan Yesus tidak melihat besarnya jumlah persembahan, melainkan betapa janda miskin tersebut memberikan seluruh penghasilannya. Inilah persembahan yang terbaik.

Tuhan Yesus pun memberi yang terbaik bagi kita, yaitu nyawa-Nya. Hendaknya kita mempersembahkan yang terbaik bagi Dia.

Persembahan sulung bukan sebuah paksaan, melainkan ekspresi ucap syukur untuk kasih, berkat, penyertaan, serta pertolongan Tuhan.

Amsal 11 : 24 - 25  
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Kiranya, setiap kita memahami serta menghidupi paradigma yang baru.

Tuhan Yesus Memberkati