GBI PRJ (CK7)

Sepeninggalnya raja Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yakni kerajaan Utara dan kerajaan Selatan. Ibukota utara ialah Samaria, dan pada tahun 722 SM kota itu direbut bangsa Asyur serta banyak rakyat yang ditawan. 

Hal serupa juga terjadi terhadap kerajaan selatan, Yehuda, ketika Yerusalem direbut bangsa Babel pada tahun 586 SM. Dalam tahun 539 SM, Babel kemudian dikalahkan bangsa Persia, dan raja Persia mendorong sebagian orang Yahudi untuk kembali ke tanah air mereka. Sekitar 50.000 orang kembali dan memulai tugas membangun Rumah Tuhan. 

Di tahun 486 SM, satu rombongan lagi kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Ezra berusaha sebaik mungkin untuk membangun semangat bangsanya dan mengangkat moral serta kehidupan rohani mereka, tetapi ia banyak menghadapi kekecewaan. Beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 445 SM, Allah berbicara pada Nehemia dan menugaskannya secara khusus untuk menekuni pembangunan kembali tembok kota yang sudah hancur itu. 

Siapakah Nehemia ?
Nehemia bertugas sebagai pengurus yang paling dipercaya untuk minuman raja, dan menduduki posisi penting di istana raja Persia. Meski demikian, hati Nehemia lebih cenderung melakukan tugas yang Allah bebankan kepadanya. Nehemia tidak melupakan bangsanya. Ia bersedia meninggalkan kehidupan mewah istana dan pergi ke Yerusalem untuk membangun kembali kota itu. 

Ia digambarkan sebagai seorang yang hidupnya penuh doa. Ketika pada akhirnya ke Yerusalem, ia bertugas sebagai gubernur sipil dengan kuasa dari raja Persia. Nehemia merupakan gambaran seorang pekerja yang menghormati Allah. Kuncinya, doa dan kerja. Ia bukan saja berdoa dan bekerja sendirian, melainkan menganjurkan para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama. 

Berdoa dan Bekerja :

• Ia berdoa saat mendengar keadaan Yerusalem (Nehemia 1 : 4 - 11)

• Ia berdoa waktu menghadap raja Artahsasta guna memohon izin (Nehemia 2 : 4)

• Ia berdoa di hadapan penentangnya (Nehemia 4 : 4, 9)

• Ia berdoa sewaktu difitnah (Nehemia 6 : 8 - 9)

• Ia berdoa pada waktu pekerjaan perbaikan tembok telah selesai (Nehemia 13 : 14). 

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Nehemia :

1. Menggerakkan Umat untuk Bersama-sama Membangun.
Nehemia menyemangati orang Yahudi, para imam, pemuka agama, penguasa dan para petugas lainnya agar membangun tembok Yerusalem karena ada kemalangan yang sedang terjadi (Nehemia 2 : 17). Pasal 3 memperlihatkan para peserta dalam pembangunan dengan melibatkan imam besar serta para imam lainnya. Tidak hanya itu, Nehemia juga memperlibatkan raja Artahsasta dalam pembangunan tersebut. 

2. Membangun Hubungan yang Baik.
Nehemia membangun hubungan yang baik dengan raja Persia (Nehemia 2 : 7 - 9). Ia mempertahankan integritas sehingga tidak memanfaatkan ataupun memanipulasi hubungan. Dalam perjalanan menuju Yerusalem, ia memperlengkapi diri dengan surat-surat legal sebagai jembatan komunikasi dengan pemimpin lain guna memperoleh dukungan dan bahan baku. Nehemia pun membangun hubungan harmonis dengan seluruh umat (Nehemia 2 : 18). Ia sangat sadar, tanpa dukungan mereka, tidak akan berjalan. Ia membangun pengharapan mereka pada Allah sehingga umat berkomitmen, “Kami siap untuk membangun.” 

3. Menghadapi Tekanan dengan Tetap Kuat.
Dari pihak luar, hinaan serta tuduhan kelompok Sanbalat, orang Horon dan Tobia, Amon, Gesyem, dan Arab bukanlah penghalang bagi Nehemia. Justru dalam kondisi seperti ini, ia memperlihatkan iman dan semangatnya kepada orang-orang itu. Kondisi tersebut tidak membuyarkan semangat juangnya membangun tembok Yerusalem bersama orang-orang Yahudi (Nehemia 2 : 20; 4). Dari pihak dalam, keluhan rakyat, pihak para istri, serta keluarga menjadi persoalan urusan sehari-hari, makan-minum, pajak dan lain-lain. Namun, ketegasan serta keberanian tanpa kompromi menjadikannya pemimpin yang berhasil (Nehemia 5 - 6)

4. Menghormati Pemimpin.
Nehemia sosok pribadi yang beretika, memiliki sikap terpuji serta sangat menghormati pemimpinnya, yakni raja Artahsasta. Penyataan, “Hiduplah raja untuk selamanya,” (Nehemia 2 : 3a) menekankan kualitas penghormatan pada pemimpinnya, tanpa basa-basi. Hal lebih menarik lagi ialah kesadarannya terhadap kekuasaan raja. Saat melihat tanda-tanda kebaikan raja, ia tidak memanfaatkan kesempatan secara egois. Bahkan, ketika mengungkap keinginannya, ia menyatakan, “Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali,” (Nehemia 2 : 5). 

INTI PESAN FIRMAN TUHAN HARI INI :

a. Kuatkan landasan dalam iman serta keyakinan pada Tuhan. 

b. Keintiman dengan Tuhan yang menyebabkan Nehemia berhasil. 

c. Kesetiaan pada hukum Tuhan mengubahkan kutuk menjadi berkat. 

Nehemia 2 : 20 
Aku menjawab mereka, kataku : "Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil ! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem !" 

Rangkuman Pdt. Indarwanto Tarigan, BA :

Kita diberkati melalui firman Tuhan serta belajar dari Nehemia hari ini, yaitu :

• Iman Nehemia, yang sekalipun hidup di tengah orang kafir dan tidak mengenal Allah serta di zona nyaman, namun kehidupan rohaninya tetap kuat, dan tidak terpengaruh gaya hidup orang-orang kafir. 

• Kehidupan doa Nehemia sangat menonjol, mengawali segala sesuatu dengan doa, sebelum mengambil keputusan maupun bertindak. Dengan kata lain, Nehemia senantiasa berdoa dengan tekun. Nehemia juga berpuasa serta melakukan apa yang harus dikerjakan. 

• Respons Nehemia dalam memberi diri serta hidupnya untuk dipakai oleh Tuhan untuk membangun kembali bangsa serta kotanya, sekalipun harus mengubah profesi dan  meninggalkan zona hidup nyaman. Ia mau dan rela mempersembahkan kehidupannya bagi Tuhan. Nehemia pun dapat menangkap visi serta pikiran Tuhan atas bangsanya, Israel, sebagai pilihan Tuhan dan bait Allah yang ada di sana. 

Mari, kita menguatkan iman serta sungguh memperhatikan kehidupan rohani maupun doa kita agar dapat menangkap panggilan serta visi Tuhan bagi setiap kita masing-masing secara pribadi dan bagi bangsa kita ini, Indonesia. 

Tuhan Yesus Memberkati