GBI PRJ (CK7)

Puncak iman orang percaya adalah keberanian. 

Ibrani 11 : 30 - 40
Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya. Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. Dan apakah lagi yang harus aku sebut ? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Dalam surat Ibrani 11 ada tokoh-tokoh iman orang percaya mulai dari Habel sampai kita saat ini. 

Iman sederhananya adalah mempercayai sepenuhnya perkataan Allah tanpa syarat.  Sebuah kepercayaan tanpa syarat dan ketentuan apapun, murni hanya didasarkan pada perkataan Allah saja. 

Kita memiliki 2 pilihan, yaitu memiliki Iman dengan mempercayai perkataan Allah saja, karena Dia adalah Allah, dan Dia mengatakan-Nya, tanpa perlu penjelasan sama sekali. Iman memang tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Untuk itu kita harus secara totalitas melakukan seluruh firman Tuhan, sebab ujian iman adalah keberanian iman kita. 

Iman seperti apa yang harus kita miliki ?

1. MENANG ATAS PERGUMULAN (Ibrani 11 : 30 - 35)
Bangsa Israel terjepit  antara sungai Yordan dan benteng Yeriko. Sudah tidak bisa kembali lagi, satu-satunya pilihan adalah bersandar sepenuhnya kepada Tuhan atau mati sia-sia di padang gurun. 

Tetapi saat Anda memilih mempercayai perkataan Tuhan, itulah Iman. Iman mengambil resiko dan menang atas pergumulan.

Tetapi orang Yerikho binasa karena mereka durhaka. Kata "durhaka” (Apeitheoo) artinya memberontak, tidak mentaati, tidak mempercayai segala sesuatu. 

2. BERTAHAN DALAM PENDERITAAN (Ibrani 11 : 35 - 37)
Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. 

Iman berdiri diantara tantangan kemurtadan dengan aniaya skalipun berat. 

1 Petrus 1 : 4
Untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Itulah keselamatan kita. Apa yang disediakan oleh Tuhan. 

Keberanian iman berarti bertahan pada masa kesulitan, termasuk ekonomi dan melihat Tuhan memelihara dari hari ke sehari.

3. MENGANDALKAN KESELAMATAN (Ibrani 11 : 39 - 40)
Tanpa kita mereka tidak akan mendapatkan kesempurnaan.

Artinya tanpa kita yang percaya dalam Perjanjian Baru dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka iman mereka yang ada di Perjanjian Lama tidak akan pernah paripurna, utuh dan sempurna bila kita tidak ada sama sekali. 

Bila tidak ada iman orang yang hidup dalam Perjanjian Baru yang percaya kepada Yesus Kristus, maka sia-sia orang yang hidup dalam Perjanjian Lama yang menantikan Mesias. Seperti dalam potongan-potongan puzzle, kita adalah yang terakhir diletakkan melengkapi puzzle itu. 

Perjanjian Baru adalah penggenapan dari perjanjian Allah kepada Abraham. Perjanjian yang percaya kepada perkataan Allah sepenuhnya, tanpa argumentasi atau syarat. 

Kejadian 15 : 6
Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.  

Allah sendiri yang sudah berjanji tentang diri-Nya bagi keselamatan kita. 

Iman yang kita miliki saat ini didalam Kristus, adalah iman yang kuat, tangguh, dan teruji untuk menang dalam pergumulan dan bertahan dalam penderitaan serta terandalkan dalam pengharapan akan keselamatan. Percaya kepada Yesus Kristus adalah iman yang sangat kuat, tangguh dan sudah teruji. 

Paulus berkata dalam Galatia 2 : 20
Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 

Puncak iman bukan kesuksesan, popularitas, namun keberanian untuk menang, keberanian untuk tetap bertahan dan tetap percaya bahwa pengharapan apa yang sudah kita terima tidak dapat dicuri. Tariklah pengharapan yang ada didepan untuk dihidupi saat ini. 

Rangkuman Pdt. Indarwanto Tarigan, BA :

Thema pagi ini sederhana namun sangat dalam buat kita. 

Iman itu sederhana yaitu mempercayai sepenuhnya perkataan Allah tanpa syarat. 
Sebuah kepercayaan tanpa syarat dan ketentuan apapun, murni hanya didasarkan pada perkataan Allah saja. 

Iman hanya mempercayai perkataan Allah saja. Karena Dia adalah Allah, dan Dia mengatakanNya, tanpa perlu penjelasan sama sekali. Firman Tuhan adalah ya dan amin, tanpa argumentasi sebab itu adakah perkataan Allah. Iman berdasarkan janji Tuhan. Pilihan ada pada kita, hanya kepada pikiran kita atau kepada firman Allah. 

Pagi ini kita diajarkan untuk tetap percaya kepada janji Allah. 

Puncak iman orang percaya saat memiliki keberanian untuk melakukan seluruh firman Allah secara totalitas. Jauhi kesombongan seperti orang Yerikho yang durhaka. 

Iman kita dalam Kristus adalah iman yang tangguh, kuat, dan teruji. Iman sudah ada dalam kita karena percaya kepada Yesus. Sadarilah keberanian iman harus dihidupi dalam masa kesulitan saat ini. Iman memang berdiri diantara tantangan, pergumulan yang berat namun tetap bertahan dan percaya kepada firman Tuhan. 

Mari miliki iman didalam Kristus, Iman yang tangguh untuk menghadapi tantang hidup didepan kita, maka kita pasti menjadi pemenang. 

Tuhan Yesus Memberkati