GBI PRJ (CK7)

Tuhan Yesus mengingatkan syarat masuk dalam Kerajaan Surga ...

Matius 7 : 21 - 23
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan ! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan, bukankah aku bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga ? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata : Aku tidak pernah mengenal engkau ! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan !

Tuhan Yesus secara tegas mengajarkan, melakukan kehendak Bapa di surga merupakan suatu syarat masuk Kerajaan Surga. Tetapi, itu bukan berarti kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha ataupun kekuatan sendiri.

Efesus 2 : 8 - 10 
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Kita mampu melakukan kehendak-Nya serta menjalankan hidup benar oleh kasih karunia yang kita respons dengan iman. Tuhan akan senantiasa menyediakan kemampuan untuk menaati Dia. Karena itu, kita yang hidup intim dengan-Nya, melalui kasih karunia akan mampu melakukan kehendak Bapa di surga.

Tuhan Yesus mengingatkan, pada hari-hari terakhir, akan banyak orang bahkan di gereja yang melayani dan percaya mereka hamba Tuhan, namun justru Tuhan Yesus tidak pernah mengenal mereka. Jangan sampai itu terjadi pada kita. Kita harus sungguh-sungguh taat firman dan tidak menganggap keberhasilan pelayanan sebagai standar menilai hubungan atau keintiman dengan Dia.

Rasul Paulus mengingatkan, Iblis pun dapat menyamar sebagai malaikat terang. Jadi, jangan heran kalau pelayan-pelayan Iblis menyamar “pelayan-pelayan Tuhan”. Paulus menerangkan, apa yang tampaknya seperti urapan penuh kuasa, ternyata bisa saja merupakan pekerjaan Iblis. Kadang pula kita bertanya mengapa pengkhotbah yang tidak benar bisa memberi dampak luar biasa pada seseorang yang sungguh-sungguh mengejar kebenaran Tuhan. Terkadang memang Tuhan izinkan ini terjadi. Tetapi, Ia tidak mendukung pengkhotbah yang hidup tidak benar, melainkan Dia tetap menyokong kebenaran Alkitab serta mereka yang menerima kebenaran dengan iman.

Kisah Para Rasul 13 : 22
Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Tuhan berkenan kepada Daud sebab ia melakukan kehendak-Nya. Kehendak yang mana ?

Kisah Para Rasul 13 : 36a
Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya.

Daud bukan mengerjakan kehendak Allah pada zaman orang lain, melainkan zamannya, yaitu apa saja yang Allah kehendaki waktu itu. Saya pribadi merindukan mendengar Tuhan berkata, “Aku telah mendapati Niko bin Njotorahardjo, orang yang berkenan di hati-Ku dan melakukan kehendak-Ku pada zaman ini.” Apakah Saudara juga rindu hal yang demikian terjadi pada Saudara ?

Enam hari sebelum Paskah, Tuhan Yesus ke Betania, di mana Lazarus pernah dibangkitkan. Di situ diadakan perjamuan untuk-Nya dan Marta yang melayani. Di tengah-tengah perjamuan, saudarinya, Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal, lalu meminyaki kaki Tuhan Yesus dan menyeka dengan rambutnya, maka wangi minyak narwastu semerbak di seluruh rumah itu.

Yudas Iskariot, salah seorang murid Tuhan, berkata, “Kenapa minyak narwastu itu tidak dijual saja dengan harga 300 dinar dan uangnya diberikan ke orang-orang miskin.” Berkata seperti itu, bukan karena ia memperhatikan nasib orang miskin, melainkan hendak mencuri uang apabila minyak narwastu itu terjual.

Tuhan Yesus berkata, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Ia meneruskan, “Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” Ini suatu penghargaan luar biasa yang diberikan Tuhan ke Maria.

Apa yang sebenarnya Maria lakukan sehingga Tuhan memberi penghargaan sedemikian rupa ? Maria mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu adalah menjawab kebutuhan Tuhan Yesus pada waktu itu. Maria sebenarnya melakukan kehendak-Nya. Yesus tahu, sebentar lagi Dia akan mati dengan mengalami penderitaan berat. Selain 100% Allah, Dia juga 100% manusia seperti kita. Dalam keadaan-Nya seperti itu, ada seseorang yang menguatkan, menghibur Dia, serta Maria menjawab yang Tuhan Yesus butuhkan. Tuhan berkata, apa yang dilakukan Maria dengan mencurahkan minyak narwastu ke kaki-Nya dan menyeka dengan rambutnya adalah persiapan untuk hari penguburan-Nya.

Setiap kali kita memberitakan Injil, Tuhan Yesus menghendaki kita memberitakan yang dikerjakan Maria, yakni mengingatkan agar kita melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini. Sebab, hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa di surga yang akan ikut pengangkatan dan masuk Kerajaan Surga. Pertanyaannya, apa yang menjadi kehendak Bapa di surga pada zaman ini ?

Di awal 2009, Tuhan berbicara dengan sangat serius dari Wahyu 3 : 11 a, “Aku datang segera...” Saya bertanya, “Tuhan, apa yang Tuhan akan lakukan dan apa yang harus saya kerjakan ?” Sekitar enam bulan kemudian, Tuhan menjawab, “Aku akan mencurahkan Roh-Ku. Aku akan mencurahkan Roh-Ku. Pada saat Aku mencurahkan Roh-Ku, maka akan terjadi seperti dalam Yoel 2 : 28 - 32.” Sewaktu Roh Kudus tercurah, tiga tanda yang terjadi :

• Anak-anak, pemuda dan orangtua akan dipakai Tuhan secara luar biasa
 
• Mujizat-mujizat akan terjadi secara luar biasa

• Guncangan-guncangan juga akan terjadi secara luar biasa

Melalui tiga tanda itu, Yoel 2 : 32 akan tergenapi, yaitu banyak orang berseru kepada nama Tuhan, dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Sehingga, terjadi penuaian jiwa besar-besaran. 

Sejak 2009 tersebut, hampir di setiap khotbah, saya pasti mengingatkan guncangan yang akan terjadi. Lebih dari 10 tahun, saya mengingatkan akan terjadinya guncangan-guncangan. Jadi, salah satu tanda pencurahan Roh Kudus adalah guncangan yang dahsyat. Pada 2013, Tuhan memberikan nama pencurahan Roh Kudus sebagai Pentakosta Ketiga. Dan guncangan dahsyat yang Tuhan maksudkan ternyata pandemi COVID-19 yang saat ini melanda seluruh dunia. Pandemi COVID-19 pun dapat merupakan suatu tanda bahwa Pentakosta Ketiga sedang dicurahkan.

Pentakosta Ketiga akan menggerakkan penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Pentakosta Ketiga akan membangkitkan Generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa. Gerakan yang terjadi akan dimotori oleh Generasi Yeremia ini. Pentakosta Ketiga akan memberi kuasa untuk menyelesaikan Amanat Agung, dan Tuhan Yesus datang kembali.

Hari-hari ini, Tuhan menghendaki kita berdoa supaya Pentakosta Ketiga digenapi. Selain itu, berdoa senantiasa supaya pandemi ini segera berakhir. Kita boleh berdoa, seperti halnya pandemi 1918 (Flu Spanyol), pada puncak gelombang kedua virus menyerang, tiba-tiba berhenti karena virusnya hilang, entah ke mana. Kita juga harus berdoa bagi pemerintahan Indonesia maupun semua negara agar diberi hikmat untuk mengatasi pandemi.

Pada 2020, seorang hamba Tuhan saat berkhotbah, mendapat penglihatan tentang Jakarta. Dia berkata, dia dibawa ke satu tempat, dan tidak tahu ada yang bernama Jakarta. Di sana, ia melihat angin Tuhan sedang bertiup di Jakarta dan sekitarnya. Ada guncangan besar terjadi. Dia mengajak berdoa demi Jakarta serta Indonesia. Hari-hari ini, apa yang dilihat hamba Tuhan tersebut sedang terjadi di Jakarta, bahkan Indonesia.

Adanya varian Delta, maka pandemi di Indonesia makin parah. Indonesia pernah sebagai ranking pertama dalam penularan virus harian di dunia. Demikian juga kasus kematian akibat Covid, Indonesia sempat menjadi yang terbanyak di dunia. Indonesia pun pernah disebut sebagai episentrum COVID-19 dunia. Inilah gambaran keadaan Indonesia yang hari-hari ini sedang diguncang.

Banyak orang takut, khawatir, bingung, stress, depresi, cemas, bosan, dan jenuh. Banyak juga yang terkena dampak krisis ekonomi. Banyak di antara kita melihat kematian yang datang tiba-tiba terhadap orang-orang yang berhubungan dekat dengan kita. Yang paling menonjol dalam pandemi ini dibanding pandemi 1918 (Flu Spanyol) bukanlah jumlah orang meninggal, karena yang wafat dalam COVID-19 relatif sedikit. Tetapi, yang menonjol ialah tingkat depresi, stress, kecemasan yang merupakan tertinggi sepanjang sejarah. Yakni, mencapai 25% pada 2020, di mana jika dibandingkan 2017 hanya 3,44%. Depresi ini pasti disebabkan mengalami hal-hal yang disebutkan tadi.

Kalau kita merenungkan karakteristik pandemi COVID-19 ini, jelas Tuhan menghendaki adanya suatu pertobatan.

Pada Minggu, 11 Juli 2021, Dirjen Bimas Kristen dan Katolik, Kementerian Agama Republik Indonesia mengajak umat Kristen serta Katolik berdoa bersama di rumah masing-masing. Kita berdoa dan melakukan seperti yang tertulis dalam 2 Tawarikh 7 : 13 - 14. Saya percaya, Tuhan mendengarkan doa-doa kita. Melalui segala peristiwa yang terjadi karena pandemi COVID-19 ini, Ia mengingatkan serta memperlihatkan, betapa rapuhnya manusia. Jika membaca kitab Mazmur 90 : 4 - 6 dan 103 : 15, dikatakan :

• Manusia itu seperti mimpi, seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang lewat. Jadi, artinya tiba-tiba tidak ada lagi.

• Manusia itu seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

• Manusia itu seperti bunga di padang, demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.

Melalui pandemi ini, kita diingatkan bahwa kematian bisa datang tiba-tiba, kapan saja. Pertanyaannya, apakah kita telah mengetahui dan meyakini secara pasti ke mana akan pergi setelah itu ? Sebab, hanya ada dua tujuan, yaitu surga atau neraka. 

Hari ini Tuhan mengingatkan, bukan orang-orang yang hanya berseru, “Tuhan, Tuhan!” yang akan masuk Kerajaan Surga, melainkan mereka yang melakukan kehendak Bapa yang di surga. 

Saya berdoa, semoga setiap kita akan berkata, “Tuhan, saya mau melakukan kehendak-Mu pada zaman ini.”

Tuhan Yesus Memberkati