GBI PRJ (CK7)

Semua orang memiliki harapan. Terutama di kala pandemi saat ini, harapan sangat perlu. Namun, bagaimana bila harapan yang kita miliki tidak sesuai realitas yang ada ? Sebab sering kali hal seperti itu dapat membuat kita patah semangat dan pesimis sehingga mengalami degradasi iman. 

Keluaran 17 : 1 – 3 Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah Tuhan, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka : "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum. " Tetapi Musa berkata kepada mereka : "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku ? Mengapakah kamu mencobai Tuhan ?" Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata : "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan ?" 

Keluaran 17 : 4 – 7 Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya : "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini ? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu !" Berfirmanlah Tuhan kepada Musa : "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan : "Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak ?" 

Selepas keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, Tuhan membawa mereka ke padang gurun sebelum memasuki Tanah Perjanjian, untuk menguji hati mereka apakah sungguh-sungguh atau tidak mengasihi Dia. Mereka berada di padang gurun selama 40 tahun oleh karena Tuhan ingin memproses serta membuat bangsa itu supaya tidak lagi berpikir tentang Mesir ataupun kembali ke negeri yang memperbudak mereka tersebut. 

Ada poin penting yang perlu kita petik melalui kejadian yang menimpa bangsa itu. 

Era kita sudah berubah, mau tidak mau, harus memasuki serba online. Begitu banyak dan cepat sekali perubahan terjadi, terutama di bidang teknologi maupun digital. Hamba Tuhan maupun orang percaya harus menyesuaikan diri. Seperti halnya bangsa Israel berada di padang gurun, mereka tidak boleh keluar dari jalur tersebut supaya beradaptasi dengan keadaan yang belum pernah mereka alami. Namun, di tengah-tengah semua itu, Tuhan sanggup mengerjakan berbagai mukjizat serta pertolongan. 

Intinya, bangsa itu lupa akan mukjizat-mukjizat serta kebaikan-kebaikan yang sudah Tuhan kerjakan bagi mereka. Sehingga mereka selalu mengeluh, bahkan bertengkar dengan hamba-Nya, Musa. Dengan kata lain, mereka orang-orang yang keras kepala dan keras hati. 

Bagaimana dengan kita ? Jangan sampai meniru hal tersebut. Sebab Tuhan mampu, bahkan berulang kali memelihara maupun menyediakan berbagai hal. Jika lupa terhadap kebaikan Tuhan, maka itu akan jadi masalah bagi kita. Salah satunya ialah harapan kita akan mulai memudar, bahkan sirna. 

Apa yang harus kita lakukan ? Konsistenlah dalam mengiring Dia dan taatlah kepada-Nya. Mengapa ? Agar pikiran ataupun hati kita tidak picik atau malah meninggalkan Dia dan menyangsikan kuasa-Nya. Nah, bagaimana bila harapan tidak sesuai realitas dan makin memudar ? Waspadalah, sebab dapat berpengaruh buruk terhadap kehidupan jasmani maupun rohani kita. Ada beberapa hal yang mesti kita ketahui. 

MASALAH YANG BISA MENGHAMBAT :

• Pribadi

Pribadi kita harus beres terlebih dulu. Cek keadaan diri masing-masing, apakah masih sering mengeluh ? Jaga sikap dan periksa motif hati kita. Hati yang tulus di hadapan-Nya akan menolong kita untuk tidak berbeban berat dalam mengerjakan segala sesuatu. Berhentilah menyalahkan orang lain ataupun keadaan. Dan ingat, hubungan dengan Tuhan itu vital, tidak dapat diganggu-gugat. 

• Media 

Gunakan media sosial secara tepat dan penuh hikmat. Jangan sampai media menjadi semacam "racun" karena kita mudah termakan hoaks atau malah ikut-ikutan menebar berita bohong. Sebab isi berbagai media dapat membangun sebuah fobia atau rasa takut berlebih sehingga membuat orang-orang paranoid, terintimidasi dan ketakutan. Tuhan  tidak ingin kita terpaku pada satu media, Ia mau kita memiliki kreativitas maupun inovasi untuk berbuat sesuatu yang baik. Jadikanlah media yang kita gunakan sebagai saluran berkat. 

• Lingkungan

Lingkungan sekitar harus kita perhatikan. Dengan siapa kita bergaul, maka akan membentuk karakter kita seperti apa. Jika bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, lama-kelamaan akhirnya kita tidak baik, walau awalnya terlihat biasa-biasa saja. 

Lingkungan yang suka bersungut-sungut dan tidak tahu terima kasih di antara orang Israel membuat bangsa itu bertengkar dengan Musa. Puji Tuhan, Musa tetap tenang karena menyadari Tuhanlah yang mengutusnya menjadi pemimpin dan berjalan di depan bangsa itu. Sehingga ia tidak terkontaminasi atau terpengaruh dengan lingkungan buruk dan negatif itu. Demikian pula, di manapun kita berada keluarga, pekerjaan dan lainnya jika teguh memiliki prinsip, kita tidak akan goyah menghadapi apa pun. Lingkungan yang positif akan membantu membuat kita menjadi pribadi yang berpikir dan bersikap positif pula. 

MENGAPA KITA SUSAH BANGKIT DAN TIDAK PUNYA HARAPAN YANG BESAR ?

• Takut tanpa alasan

Orang yang selalu merasa takut tanpa sebab, akan sering dihantui berbagai hal yang tidak menentu atas mada lalu, sehingga sulit bangkit karena merasakan tekanan luar biasa berat, lalu tersudut serta terhimpit, mengalami depresi bahkan kematian. Takut yang berlebih atau tidak wajar akan membuat imunitas (daya tahan tubuh) menurun. 

• Curiga berlebih

Jika kita mengalami rasa curiga berlebihan terhadap apa saja, itu tidak baik bagi kita. Mengapa ? Sebab curiga berlebihan tidak membuat kita mengalami kemajuan signifikan. Seseorang yang selalu curiga biasanya orang itu sendiri yang bermasalah. Hal itu sangat meletihkan sebab apa yang positif pasti masih saja dicurigai. Kecurigaan pun merupakan tanda belum benar-benar mengalami kebaikan atau kedamaian yang dari Tuhan. 

• Tujuan hidup tidak jelas

Tanpa tujuan hidup yang jelas, kita tidak akan mengerjakan apa pun. Sebagai hamba atau anak-anak Tuhan, kita harus berbuat sesuatu. Jangan diam saja dan tidak berbuat apa-apa bagi orang lain. Seseorang yang sudah tahu tujuan hidupnya, ia pasti akan mengerjakan sesuatu yang baik, apa pun itu. Kreativitas, hikmat, inovasi serta berbagai hal yang mendukung pun Tuhan sediakan. Dengan tujuan hidup yang jelas, kita akan berusaha sebaik-baiknya mengejar dan melakukan sesuatu dengan baik. Terutama hari-hari ini. 

• Membandingkan diri

Membanding-bandingkan diri dengan orang lain tidak ada habis-habisnya dan justru merepotkan diri sendiri. Kapasitas masing-masing orang berbeda-beda. Jika terus-menerus membandingkan diri terhadap keberhasilan orang lain, sebenarnya kita sedang mengecilkan karya Tuhan bagi hidup kita. 

Jika membandingkan diri dengan berkat yang orang lain terima, maka sesungguhnya kita mempersempit cara Tuhan memberkati kita. Karena itu, berhentilah membandingkan diri. Pandanglah pada Tuhan yang akan memberi dan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan, bahkan yang tidak pernah timbul dan terpikirkan di hati atau pikiran kita. 

• Rohani yang regresif atau menurun.Ujung-ujungnya, takut tanpa alasan, curiga berlebih, tujuan hidup tidak jelas dan membandingkan diri membuat kerohanian kita menurun dan buang-buang waktu berharga terhadap energi yang seharusnya bisa kita kerahkan untuk hal-hal baik. 

CARA AGAR HARAPAN HADIR KEMBALI :

1. Percaya Sepenuhnya ke Tuhan

Gantungkan hidup kita sepenuhnya hari-hari ini hanya kepada Tuhan. Bagaimana caranya ? Bangunlah hubungan intim dengan Dia, tidak ada yang lain. Hubungan intim dengan-Nya tidaklah perlu dipublisitas atau dipamerkan. Saat kita benar-benar hanya berdua dengan-Nya, saat itulah kita dapat bersungguh-sungguh di hadapan-Nya. Ingat, percaya pada Tuhan itu berbeda dari mempercayakan diri kepada Tuhan. Mempercayakan diri sepenuhnya kepada-Nya juga berarti janganlah mempercayakan diri pada yang lain karena itu menduakan Tuhan, sesuatu yang sangat Dia benci. 

2. Jangan Berkompromi

Jadilah pribadi yang tegas terhadap diri sendiri terlebih dulu, lalu orang lain. Jadikan firman Tuhan sebagai standar paling benar. Pernyataan atau pendapat orang berubah-ubah, namun firman Tuhan berkuasa dan berotoritas atas hidup kita. 

3. Move On atau Terus Melangkah Maju

Berhentilah selalu melihat ke belakang atau masa lalu. Lihatlah ke depan. Tataplah ke masa depan bersama Tuhan supaya tujuan hidup kita makin jelas. Yakinlah, Tuhan sanggup mengerjakan sesuatu yang dahsyat dalam hidup kita melampaui apa pun yang pernah kita pikirkan, bahkan membukakan pintu-pintu terobosan yang mungkin selama ini masih tertutup. 

Semua dari kita punya masa lalu, tapi saatnya kini pandang dan bergerak ke depan supaya dapat berlari kencang menuju panggilan Tuhan dan menerima mahkota surgawi dari Tuhan. 

4. Berjaga-jaga Setiap Saat

Tuhan Yesus dapat datang kapan saja. Bagian kita ialah berjaga-jaga tiap saat. Berjalanlah dalam tuntunan Roh Kudus agar kita tetap berjalan dan hidup dalam integritas. 

KESIMPULAN :

• Jangan memberi peluang bagi Iblis untuk melemahkan iman kita.

• Jangan memberi peluang bagi siapa pun untuk merusak pola pikir kita.

• Jangan memberi peluang bagi situasi atau kondisi untuk mengontrol hidup kita.

• Jangan membandingkan diri dengan orang lain sebab Tuhan mengetahui siapa kita yang sesungguhnya.

• Berbuatlah selagi masih ada kesempatan karena kesempatan itu tidak akan datang dua kali.

• Bersyukurlah selalu supaya tidak ada lagi sungut-sungut dalam hidup kita. 

Berharaplah hanya kepada Tuhan, dan jangan kepada manusia semata-mata, supaya kita tidak menjadi kecewa. Kiranya harapan kita tidak sampai memudar, dan semoga kita mempunyai pengharapan yang terbaik di dalam Yesus Kristus Tuhan.