GBI PRJ (CK7)

Minggu lalu kita telah belajar untuk mengejar yang esensi, bukan sekadar yang sensasi. Apa yang kita pelajari minggu lalu berkaitan dengan yang kita bahas hari ini, yaitu melakukan yang urgensi. Jadi, mengapa hari-hari ini kita harus mengejar yang esensi, bukan sekadar yang sensasi adalah agar kita dapat melakukan yang urgensi. Jim Rohn berkata, “Without a sense of urgency, desire loses its value” (Tanpa rasa sesuatu yang MENDESAK, maka kerinduan terbesar kita dalam hidup akan kehilangan NILAINYA).” “Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan” (Rm. 10:1). “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Rm. 10:9).

URGENSI:

UNTUK Mandat Amanat Agung -> “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20). Hal pertama yang urgensi atau sangat mendesak adalah: SHARE YOUR GOOD NEWS NOW (bagikan Kabar Baik & kesaksian Anda sekarang kepada orang lain agar mereka percaya Yesus lewat hidupmu) -> baca Roma 10:13-14! Keselamatan yang kamu terima adalah jauh lebih berharga daripada prestasi apa pun dalam hidupmu. Bisakah kau bersaksi tentang keselamatan itu kepada semua orang?

RESTORASI Pondok Daud -> “Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui dari sejak semula” (Kis. 15:16-18). Inilah DNA kita, yaitu memuji dan menyembah Tuhan.

GENERASI Yeremia (fokus Pentakosta Ketiga) -> Piramida penduduk Indonesia pada 2019 mencapai 267 JUTA JIWA dan termasuk tipe ekspansif. Ini tercermin dari pola piramida yang melebar di bagian bawah & cembung (semakin banyak) di bagian tengah yang merupakan penduduk usia muda. Sementara, di bagian atas merupakan penduduk usia tua meruncing (semakin sedikit). Anak-anak muda harus: tidak kompromi terhadap dosa, berperan aktif & menjadi jawaban bagi lingkungan sekitar, serta berdampak positif untuk komunitas, generasi & bangsa Indonesia. Bagikan kebenaran pada generasi muda & berikutnya. Ajari mereka sejak dini tentang apa yang mungkin seharusnya telah kita lakukan sedini mungkin). “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22: 6).

ESENSI, bukan sensasi -> “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan” (Mat. 7:21-23)! Jangan sampai kelakukan kita justru membuat orang lain tidak percaya pada Yesus. Mahatma Gandhi berkata, “If Christians would really live according to the teachings of Christ, as found in the Bible, all of India would be Christian today (Jika orang Kristen sungguh-sungguh hidup seturut dengan ajaran Kristus, sebagaimana tertulis dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini).”

NYANYIKAN nyanyian baru -> “Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa” (Mzm. 98:1-2).

SEPENUHNYA mengandalkan Tuhan -> “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN” (Yer. 17:7)! Ada sebuah lagu bagus yang refrainnya berbunyi: Yesus hanya Kau yang kuandalkan, melebihi siapa pun juga, Yesus hanya Kau yang kupercaya di setiap waktu, tiada lain yang kuandalkan, selain Kau Yesus.

INTIM dengan Tuhan -> melalui doa, pujian, dan penyembahan.