GBI PRJ (CK7)

Dalam kitab 2 Raja-raja 4:1-8 tertulis, “Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: ‘Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.’ Jawab Elisa kepadanya: ‘Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.’ Berkatalah perempuan itu: ‘Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.’ Lalu berkatalah Elisa: ‘Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!’ Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: ‘Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,’ tetapi jawabnya kepada ibunya: ‘Tidak ada lagi bejana.’ Lalu berhentilah minyak itu mengalir. Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: ‘Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.’ Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan” (2 Raj. 4:1-8).

Tuhan, sebagai Bapa yang baik, sudah menyediakan berkat-berkat yang luar biasa & lebih besar (more & more blessings), dahsyat, luar biasa lagi dari yang sedang kita terima hari-hari ini, tetapi banyak orang percaya masih gagal memiliki berkat itu karena kita belum meng-upgrade (improve, memperbaiki, meningkatkan kualitas, mengubah dalam standar lebih tinggi & benar) hidup kita. Padahal Bapa pelihara hidup kita. Kata pelihara dalam bahasa asli Yunani, artinya antisipasi sebelum segala sesuatu terjadi, dan sudah dipenuhi oleh Bapa. Dia sudah menyiapkan semua yang akan kita perlukan & butuhkan dalam hidup kita.

Di 2 Raja-raja 4:1-8 tadi, ada dua jenis wanita, yaitu janda seorang nabi yang punya anak, tapi tanpa uang, miskin & penagih utang akan mengambil anaknya. Wanita kedua adalah wanita Sunem yang kaya raya, tapi tidak punya keturunan. Kita belajar: Tidak ada manusia yang sempurna. Di dalam hidup kita, selalu ada kata tapi. Misalnya, kita bagus di satu sisi, tapi ada yang tidak bagus di sisi lain. Demikianlah dengan kedua wanita tadi. Setiap kita tidak sempura, tapi ketika kita meng-upgrade hidup kita, yang kurang akan jadi lebih, yang tidak cukup akan jadi lebih dari cukup. Begitulah yang wanita janda miskin & wanita Sunem alami! Jadi, upgrade-lah hidup kita agar bisa men-download berkat Tuhan, dan nama Tuhan dipermuliakan.

1. UPGRADE ATTITUDE: sikap dan perilaku kita. Ada dua jenis sikap orang, yaitu dipengaruhi oleh perasaan sehingga jadi reaktif (panik, panas hati), dan oleh firman Tuhan sehingga jadi responsif (tanggap, beriman). Sering kali sikap kita dipengaruhi perasaan sehingga kita jadi emosional: takut, stres, depresi ketika menghadapi masalah. Ketinggian atau berkat yang kita terima ditentukan dari sikap kita! Sikap reaktif tidak akan membuat berkat Tuhan datang dalam hidup kita. Masalah bisa saja menghancurkan, tetapi juga jadi kesempatan untuk memberkati kita melalui mukjizat-Nya! Senjata Iblis hanyalah intimidasi dan teror, tetapi banyak kita sering percaya termakan intimidasinya. Musuh bukanlah masalah besar itu sendiri, melainkan tawar hati. Janganlah tawar hati dalam krisis apa pun karena membuat kita hilang kekuatan, harapan, dan semangat (entheos: ada di dalam Tuhan). Menghadapi Goliat adalah titik balik dalam hidup Daud. Ubah sikap khawatirmu menjadi sembah Tuhan saja, change your worry into worship. Tuhan tidak bekerja berdasar keadaan ataupun situasimu, tetapi berdasarkan iman dan percayamu! Jangan lihat situasi atau keadaanmu karena akan membuatmu takut. Ubah sikap dari resentment (amarah, sakit hati, kepahitan) menjadi rejoice (sukacita). “Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran [overlooking of wrongdoing]” (Ams. 19:11). Kita tidak bisa memaafkan pelanggaran orang lain karena selalu mengingat kejadian dan peristiwanya sehingga merasa sakit sekali maupun selalu fokus pada seseorang yang menyakiti kita, yaitu biasanya yang terdekat dengan kita. Tetapi, ingat Yusuf. Ada tujuan Tuhan yang luar biasa yang Dia sediakan bagi setiap kita.

2. UGRADE KAPASITAS KITA: Tuhan akan memberkati kita berdasar kapasitas yang kita sediakan. Kalau kapasitas kita kecil, kita akan terima kecil, kalau kapasitas kita besar, kita akan terima besar. Tuhan tidak pernah membuat mukjizat dengan apa yang tidak kita punya. Mukjizat pelipatgandaan selalu dimulai dengan apa yang kita punya! Tetapi kesalahan kita sering kali adalah melihat apa yang kita tidak punya, dan melihat apa yang orang lain punya. Mukjizat dimulai dari apa yang ada padamu, ingat tongkat Musa. Buli-buli berisi minyak bagi wanita miskin tadi menurutnya sepele, tapi jangan anggap enteng hal yang kecil dalam hidupmu, karena Tuhan sanggup ubahkan jadi sangat berarti & berguna. Setiap kita pasti punya sesuatu yang sekalipun sepertinya tidak berarti, tapi Tuhan bisa pakai jadi berkat yang berarti. Kita bisa memperbesar: 1) kapasitas iman: iman itu perlu, penderitaan dapat meng-updgrade iman kita, sebab kita tidak butuh iman ketika semuanya serbanyaman. 2) kapasitas hati: Tuhan tidak lihat penampilan atau paras, tapi hati kita dan motivasi kita melakukan sesuatu. Bagaimana cara meng-upgrade hati: Katakan, “Selidi hatiku, ujilah hatiku, Tuhan.” Karena kesombongan hati tidak terlihat. 3) kapasitas karakter: karisma tanpa karakter akan percuma, level karisma tidak akan melampui karakter. Lonceng (karisma) dan biji delima (buah) ada di bawah jubah imam, mengapa? Karena buah adalah bicara karakter. Skills dan karisma tanpa karakter akan membuat hancur. Karakter itu dibentuk lewat mengizinkan Tuhan membentuk kita.