GBI PRJ (CK7)

Segala sesuatu yang diciptakan oleh penciptanya pasti memiliki tujuan—dan tentu untuk tujuan yang baik. Sama halnya dengan hidup kita ini adalah ciptaan Tuhan.

God created us on purpose and for a purpose. Tuhan menciptakan dan merancang kita dengan satu tujuan dan untuk kebaikan, bukan karena kegagalan dalam menciptakan. Karena Tuhan tidak pernah gagal dalam mencipatakan manusia. Jadi, apa pun yang kita alami dan lalui, kita harus memahami bahwa Tuhan sudah mempersiapkan suatu tujuan dalam hidup kita untuk mencapai tujuan akhir-Nya. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yer. 29:11). 

"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya" (Pengkh. 3:1). 

Sebagai orang yang diciptakan untuk satu tujuan, kita harus melalui musim-musim yang telah Tuhan tentukan, dan kita harus melalui waktu yang telah Tuhan tentukan bagi hidup kita agar tujuan-Nya untuk hidup kita tercapai.

Saat melalui masa-masa yang Tuhan berikan, kita harus dapat mencicipi kebaikan-Nya. Dan sebagai ciptaan Tuhan juga, kita mesti seperti buah manis yang dapat dicicipi atau dikecap oleh orang-orang yang ada di sekeliling kita. Artinya, hidup kita menjadi berkat bagi orang lain. Kejadian 1:38 versi KJV pun menyatakan supaya kita berbuah (be fruitful) supaya hidup kita dinikmati banyak orang. Tuhan menanamkan benih atau biji (potensi-potensi) dalam diri kita, tetapi Dia mengharapkan buah (melayani tujuan-Nya) dari hidup kita.

Banyak orang yang kehilangan tujuan Tuhan dalam hidupnya. Pada saat seseorang sudah kehilangan tujuan hidup, maka nilai hidup akan menjadi berkurang, dan hidupnya menjadi berantakan dan rusak. Oleh sebab itu, kita harus menjadi seorang yang memahami tujuan hidup yang telah Tuhan rancangkan bagi kita, maka kita akan menjadi orang yang bernilai dan menjadi berkat bagi orang lain di sekitar kita. "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul" (1 Kor. 9:26).

Rasul Paulus mengatakan, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman" (2 Tim. 4:7). Seperti sebuah pertandingan olahraga, seorang atlet harus mampu menyelesaikan pertandingannya untuk mencapai tujuan. Dalam hidup sekalipun, kita harus menyelesaikan pertandingan hidup untuk mencapai tujuan Tuhan bagi hidup kita seperti Daud yang telah melayani tujuan Allah di generasinya sendiri (Kis. 13:36).

Jika kita ingin menyenangkan dan menjamah hati Tuhan, maka kita harus seperti Daud yang telah melayani tujuan Tuhan bagi generasinya, karena itu kita harus melayani, menyajikan tujuan Tuhan bagi generasi kita di zaman ini. Melayani tujuan Tuhan bagi generasi adalah dengan menjadi berkat bagi generasi, menghidangkan hidup kita bagi keluarga untuk dapat dikecap atau dinikmati.

Tujuan adalah niat asli dalam pikiran pencipta yang memotivasi untuk membuat sesuatu. Artinya, kita harus menjadi orang Kristen yang memahami tujuan Tuhan bagi hidup kita agar menjadi berkat bagi orang lain. Terkadang kita melupakan lalu meninggalkan tujuan-Nya dalam hidup kita sehingga kerap kita mengubah tujuan itu menurut cara kita sendiri dan mengakibatkan nilai hidup kita menjadi tidak berarti. Maka itu, layanilah tujuan Tuhan bagi generasi zaman ini dengan cara menjadikan hidup kita seperti buah yang manis, yang siap dicicipi, dinikmati oleh orang-orang di sekitar kita. Amin!