GBI PRJ (CK7)

Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah kita, melalui ibadah kita, bahkan sesungguhnya Ia telah menanggung sakit-penyakit kita. Ia sanggup memberi kita kesembuhan, pengharapan, serta masa depan. Beberapa pasien saya juga mengalami mujizat kesembuhan, bahkan mereka yang sebelumnya telah divonis bahwa waktu hidupnya tidaklah lama lagi.

Hari ini, kita akan sama-sama mengetahui lebih lanjut mengenai kanker usus besar serta kanker lambung, dan sewaktu kita mempelajari maupun mendengarkan pemaparan yang dijelaskan, kita yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus dapat menyembuhkan. Sebab Dia adalah Penyembuh.

I. Colon cancer - understanding risks and treatments (Kanker Usus Besar - Memahami Risiko dan Pengobatan) :
Gejala :

• Change in bowel habits (Perubahan kebiasaan buang air besar atau “BAB”) :
Perubahan kebiasaan BAB merupakan gejala paling umum (74%).

• Rectal bleeding (Perdarahan rektum) :
Perdarahan rektum disertai perubahan kebiasaan BAB adalah kombinasi gejala paling umum (51% dari semua kasus kanker, dan 71% pada pasien yang mengalami perdarahan rektum).

• Rectal or abdominal mass (Massa rektum atau perut) :
Massa rektum (24,5%) atau massa perut (12,5%).

• Iron deficiency anemia (Anemia defisiensi besi) :
Anemia defisiensi besi (9,6%).

• Abdominal pain (Nyeri perut) :
Nyeri perut sebagai gejala tunggal adalah presentasi gejala yang paling jarang (3,8%).

Diagnosis untuk melihat sejauh mana kanker menyebar :

• Colonoscopy (Kolonoskopi yang memasukkan alat berupa kamera ke dalam usus)
• CT Scan
• MRI
• PET

Risk factors for colon cancer (Faktor Risiko Kanker Usus Besar) :

• Riwayat keluarga (family history) :
Riwayat keluarga merupakan faktor risiko penting bahkan di luar sindrom atau gejala dengan predisposisi genetik yang jelas. Memiliki satu kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung, atau anak) dengan kanker kolorektal (CRC) meningkatkan risiko sekitar dua kali lipat dibanding populasi umum. Dengan kata lain, apabila di dalam keluarga ada yang mengalami kanker usus besar, kemungkinannya akan ada potensi juga bagi anggota keluarga lainnya.

• Genetic risks (Risiko Genetik) :
- Familial Adenomatous Polyposis (FAP)
- Lynch Syndrome

Genetic Tests (Tes Genetik) :
• Blood Test (Tes Darah)
• Saliva Test (Tes Kelenjar Ludah)
• Genetic counselling (Konseling Genetik)

Risk Dactors - Non Genetic (Faktor Risiko Non-Genetik) :

- Inflammatory bowel disease (Inflamasi ataupun penyakit radang usus)

- Previous abdominal radiation (Riwayat adanya radiasi perut sebelumnya)

- Obesity (obesitas atau kegemukan)

- Diabetes

Risk Factors - Red and Processed Meat (Faktor Risiko - Daging dan Olahan) :
Diperkirakan, setiap konsumsi 50 gram daging olahan per hari meningkatkan risiko CRC sekitar 16%, dan setiap 100 gram daging merah per hari meningkatkan risiko sekitar 12%. Untuk kanker usus besar, angkanya masing-masing 23% dan 22%. Intinya, kurangi untuk memakan atau mengkonsumsi daging merah maupun olahan.

Secara keseluruhan, meskipun ada peningkatan risiko CRC terkait konsumsi daging olahan, risiko absolutnya kecil dan hanya terjadi dengan konsumsi harian. Tidak semua individu memiliki risiko yang sama. Menurut pandangan kami, konsumsi moderat daging merah/olahan (maksimal 1 - 2 kali per minggu) masih dapat menjadi bagian dari diet sehat dan seimbang.

Cancer Risk Factors - Smoking (Faktor Risiko Kanker -  Merokok). Hindarilah kebiasaan merokok maupun terdampak asap rokok.

Cancer Risk Factors - Alcohol (Faktor Risiko Kanker - Alkohol atau minum-minuman keras). Sebaiknya, mengurangi ataupun sama sekali tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

Protective Factors (Faktor Pelindung) :

- Physical activity (Aktivitas Fisik)
- Diet
- Calcium (Kalsium)
- Vitamin D
- Aspirin (Obat Pengencer Darah)

Dalam meta-analisis 21 studi, terdapat penurunan risiko kanker usus besar proksimal sebesar 27% pada individu paling aktif dibanding dengan yang paling tidak aktif (RR 0,73). Aktivitas fisik juga mengurangi risiko kanker usus besar distal sebesar 26% (RR 0,74).

Banyak study epidemiologi menunjukkan hubungan antara diet tinggi buah/sayuran dengan perlindungan dari CRC. Risiko relatif CRC sekitar 0,5 pada kelompok dengan konsumsi tertinggi VS terendah. Namun, ada juga data yang tidak konsisten.

Seringlah bergerak (we got to move it, move it) ! Aktivitas fisik dapat mengurangi risiko kanker usus besar, payudara, rahim, paru, dan prostat. Targetkan minimal 150 menit aktivitas moderat per minggu, atau dalam satu hari minimal satu setengah jam selama lima hari.

Exercise reduces risk of relapse of colon cancer (Olahraga Mengurangi Risiko Kambuh Kanker Usus Besar) : Pasien yang melakukan olahraga terstruktur selama 3 tahun menunjukkan perbaikan risiko kambuhnya kanker usus/kolon sebesar 30%.

Fruits and vegetables (Sayuran dan buah-buahan), konsumsilah sebanyak-banyaknya untuk dapat mengurangi risiko terkena kanker kolon/usus.

Early detection of cancer is key (Deteksi Dini Kanker adalah Kunci) ! Jika terlambat dalam mendeteksi, maka kemungkinannya akan semakin sangat parah keadaan kankernya. Karenanya, deteksi secara dini merupakan kunci yang penting. 

Cancer screening (Skrining Kanker) :

• Early stage cancers are curable (Kanker stadium awal dapat disembuhkan)

• Cancer screens are tests that detect early cancer (Skrining kanker adalah tes untuk mendeteksi kanker dini)

Colon Cancer Screening (Skrining Kanker Usus Besar) :

• 50 - 74 years old, earlier if high risk (Usia 50 - 74 tahun, ataupun lebih awal jika berisiko tinggi)

• Fecal Immunochemical Test or “FIT” annual (Tes Fecal Immunochemical Test atau memeriksa feses ataupun kotoran pasien untuk mengetahui risiko kanker kolon) secara tahunan

• Colonoscopy Kolonoskopi : setiap 5 - 10 tahun, tergantung risiko

Treatment of colon cancer (Pengobatan Kanker Usus Besar) :

• Surgery : Laparoscopic colectomy (Pembedahan : Kolektomi laparoskopi, atau pembedahan tanpa pembukaan operasi besar, sehingga meminimalkan rasa sakit dan mempercepat proses pemulihan, maupun meminimalisir luka)

• Chemotherapy (Kemoterapi) :

- Needed for stage 3 and 4 colon cancer (Dibutuhkan untuk kanker kolon stadium 3 dan 4)

- Can be intravenous or oral tablets (Dapat diberikan intravena melalui infus, ataupun tablet oral)

- May be given in combination with targeted therapy (Dapat dikombinasi dengan terapi target)

- 3 - 6 months for earlier stage cancers, maybe longer for stage 4 cancers (Durasi tiga sampai enam bulan untuk stadium awal, mungkin lebih lama untuk stadium 4)

• Radiation therapy (Terapi radiasi)

• Targeted therapy (Terapi target supaya obat yang diberikan akan langsung menarget pada bagian di dalam tubuh yang mengalami kanker tersebut maupun yang berisiko), karena itu mesti dipastikan secara akurat untuk mengetahui bagian mana yang sebaiknya diterapi secara terapi target

• Immunotherapy (Imunoterapi)

Targeted therapy :
Features of targeted therapy (Ciri Terapi Target) :

- Mild side effects (Efek samping ringan)

- Intravenous or tablets (Diberikan intravena atau tablet)

- May be given together with Chemotherapy (Dapat dikombinasi dengan kemoterapi)

Immunotherapy :
• Immuno - oncology or “I-O” therapies are different from other treatment modalities (Terapi immuno-onkologi atau “I-O” berbeda dari modalitas pengobatan lain)

• Rather than directly targeting the tumor, I-O therapies use the natural capability of the patient’s own immune system to fight cancer (Alih-alih menargetkan tumor langsung, I-O memanfaatkan sistem imun pasien untuk melawan kanker)

• Kills cancer cells by activating our immune system (Membunuh sel kanker dengan mengaktifkan sistem imun atau kekebalan tubuh)

• Effective for many types of cancers (Efektif untuk banyak jenis kanker)

• Much less side effects compared to chemotherapy (Efek samping jauh lebih ringan dibanding kemoterapi)

• Long term remission for late stage cancers (Remisi jangka panjang untuk kanker stadium lanjut)

Immunotherapy is different from previous cancer treatments (Imunoterapi berbeda dari pengobatan-pengobatan lain yang sebelumnya). Imunoterapi tidak menyerang sel kanker secara langsung, tetapi menggunakan kemampuan alami sistem imun atau kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker.

Kesimpulan :
• Colon cancer is one of the most common cancers in Indonesia (Kanker usus besar adalah salah satu kanker paling umum di Indonesia)

• Early stage cancer cure rates 80 - 90% (Tingkat kesembuhan kanker stadium awal adalah 80 – 90%)

• Early detection is important, screen with colonoscopy every 5 - 10 years after 50 years old (Deteksi dini penting; lakukan skrining kolonoskopi setiap lima hingga sepuluh tahun setelah usia 50 tahun)

• Advanced stage 4 cancers survival improving with new treatments (Harapan hidup kanker stadium 4 semakin membaik dengan cara-cara pengobatan baru)

II. Management of Stomach Cancer (Penanganan Kanker Lambung)
Risk factors - Helicobacter pylori (Faktor Risiko - bakteri ‘Helicobacter pylori’)

Risk Factors - Salt Preserved Foods (Faktor Risiko - Makanan yang Diawetkan dengan Garam). Karena itu, kurangi konsumi makanan-makanan yang diawetkan.

Symptoms of Stomach Cancer (Gejala Kanker Lambung) :

• Weight Loss (Penurunan berat badan)

• Difficulty in Swallowing (Kesulitan Menelan)

• Nausea (Mual)

• Stomach Bleeding (Perdarahan Lambung)

• Stomach Pain (Nyeri Lambung)

Treatment of Stomach Cancer (Pengobatan Kanker Lambung) :

- Surgery (Pembedahan)

- Chemotherapy (Kemoterapi)

- Radiation Therapy (Terapi Radiasi)

- Targeted Therapy (Terapi Target)

- Immunotherapy (Imunoterapi)

Chemotherapy (Kemoterapi) :
• FOLFOX
• XELOX
• FLOT
• FOLFIRI

Kesimpulan :
• Stomach cancer is not so common in Indonesia, 1.22 per 100.000 people (Kanker lambung tidak terlalu umum di Indonesia, hanya sekitar 1,22 per 100.000 orang, jadi sangat sedikit kasusnya, berbeda dari negara lainnya di Asia seperti India dan China)

• Low rate of Helicobacter pylori infection (Tingkat infeksi penyebab kanker lambung yaitu bakteri ‘Helicobacter pylori’ yang rendah)

• Curable with surgery and chemotherapy for early stages (Dapat disembuhkan dengan pembedahan dan kemoterapi pada stadium awal)

• Stage 4 is incurable, but new treatments are available (Kanker stadium 4 mungkin masih belum atau tidak dapat disembuhkan, tetapi tersedia cara-cara pengobatan maupun obat yang baru)

Diingatkan juga untuk memuji dan menyembah Tuhan serta berdoa di tengah apa pun kesulitan, sakit-penyakit, maupun masa-masa kelam dalam hidup kita, agar Dia memberi kita kemenangan. 

2 Tawarikh 20 : 22
Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.

Tuhan Yesus Memberkati