Pernahkah kita bertanya-tanya tentang arti dari roh yang ditempatkan oleh Allah dalam diri kita itu diingini-Nya dengan cemburu?
Yakobus 4:5, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: 'Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!'"
Beberapa terjemahan lain menyatakan:
Kitab Suci pun sudah mengatakan, "Roh Allah yang tinggal dalam diri kita cemburu dan menginginkan kesetiaan penuh kepada-Nya." Apakah menurutmu ayat itu hanya omong kosong?! (TSI)
Janganlah anggap ringan ayat Alkitab ini, "Roh yang penuh dengan keinginan keras, ditempatkan oleh Allah dalam diri kita." (TMV)
Menurut sebuah referensi, susunan kalimat berupa, "… diingini-Nya dengan cemburu," dalam bahasa aslinya Yunani tidaklah jelas. Tetapi, mungkin dapat berarti bahwa roh manusia dengan sendirinya tidak mengasihi Allah ataupun sesama manusia, dan lebih menginginkan kesenangan berbuat dosa. Memang kecenderungan hati kita ialah berbuat jahat, apalagi kalau kita menjalin persahabatan dengan dunia. Itulah yang membuat Allah cemburu.
Kecemburuan Allah adalah reaksi yang wajar karena perjanjian yang diingkari. Allah bukan hanya mengasihi kita, melainkan juga cemburu dengan kecemburuan yang kudus supaya kita tidak bersahabat dengan dunia.
Lantas, apakah kita setia kepada-Nya, ataukah memilih terus-menerus bersahabat dengan dunia, terikat dengan dosa, dan selalu bertentangan dengan Allah?
Sadarilah akan keseriusan dosa, dan bersyukurlah apabila kita sudah menjadi manusia baru yang mampu menolak dosa.
Yakobus 4:4 (FAYH), "Saudara seperti seorang istri yang tidak setia, yang mengasihi musuh-musuh suaminya. Tidakkah Saudara insaf bahwa mengikat persahabatan dengan musuh-musuh Allah, yaitu kesenangan-kesenangan jahat dari dunia ini, menjadikan Saudara musuh Allah? Sekali lagi saya katakan, bahwa jika Saudara berhasrat menikmati kesenangan seperti yang dinikmati oleh orang-orang yang belum diselamatkan, Saudara tidak dapat menjadi sahabat Allah."
You're cheating on God. If all you want is your own way, flirting with the world every chance you get, you end up enemies of God and his way. (MSG)
Like a woman who is unfaithful to her husband, you are being unfaithful to God and not obeying him anymore. Those who are behaving as evil people do (that those who love the evil pleasures of this world) are hostile toward God. Perhaps you do not realize that. So those who decide to act as evil people do become enemies of God. (DEIBLER)
Roma 7:25 (FAYH), "Tetapi ada sesuatu yang lain jauh di dalam diri saya, di dalam tabiat saya yang rendah, yang berperang dengan pikiran saya, dan menang serta menjadikan saya hamba dosa yang masih ada di dalam diri saya. Dalam pikiran saya, saya ingin menjadi pelayan Allah yang penurut, tetapi sebaliknya, saya sadar bahwa saya masih diperhamba oleh dosa. Jadi, sekarang Saudara mengerti persoalannya: hidup saya yang baru menyuruh saya berbuat benar, tetapi tabiat lama yang masih ada di dalam diri saya gemar akan dosa. Betapa celakanya keadaan saya! Siapa yang akan membebaskan saya dari perhambaan kepada tabiat yang rendah ini? Syukur kepada Allah! Saya telah dibebaskan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Dialah yang memerdekakan saya."
I thank God that it is by Jesus Christ our Lord that we can be free from the control of what our bodies desire. So, with our minds, you and I on the one hand want to obey God's laws. But also, you and I often let our sinful desires control us because of our self-directed nature. (DEIBLER)
The answer, thank God, is that Jesus Christ can and does. He acted to set things right in this life of contradictions where I want to serve God with all my heart and mind, but am pulled by the influence of sin to do something totally different. (MSG)
~ FG