"Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN. Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya: 'Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau; baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman.'" Berkatalah Saul kepada hamba-hambanya itu: 'Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku.' Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: 'Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia.'" Kemudian Saul mengirim suruhan kepada Isai dengan pesan: 'Suruhlah kepadaku anakmu Daud, yang ada pada kambing domba itu.' Lalu Isai mengambil seekor keledai yang dimuati roti, sekirbat anggur dan seekor anak kambing, maka dikirimkannyalah itu kepada Saul dengan perantaraan Daud, anaknya. Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya. Sebab itu Saul menyuruh orang kepada Isai mengatakan: 'Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku, sebab aku suka kepadanya.' Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya." (1 Samuel 16:14-23)
Untuk membuat atau mengucap sebuah komitmen mungkin mudah. Namun, yang sulit ialah mencapainya, maupun yang lebih sulit ialah menjalankannya secara konsisten.
Kita bisa belajar dari Daud sebelum diangkat menjadi pelayan Saul di istana kerajaan, Daud setia serta konsisten menjaga kawanan domba yang dipercayakan kepadanya, serta dalam mengandalkan Tuhan dan memiliki hubungan yang pribadi dengan-Nya (1 Sam. 17:34-37). Sehingga, ketika ia diangkat dan berada di istana raja, Tuhan tetap menyertai dia, bukan sekadar kepiawaiannya memaikan kecapilah yang terlalu penting, namun penyertaan Tuhan melalui dia itulah yang lebih Daud perlukan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita berkomitmen, setia dalam perkara-perkara yang dipercayakan kepada kita sekecil apa pun itu kelihatannya, maupun dalam mengandalkan Tuhan, serta menjaga hadirat-Nya supaya tetap ada di kehidupan kita setiap hari?
Jika kita setia, percayalah bahwa ada saatnya pastilah kita akan diangkat ke level yang lebih tinggi oleh Tuhan. Karena itu, ayo jadi orang-orang yang bisa dipercaya, serta bersyukurlah selalu dalam segala hal, sebab belum tentu oraang lain dapat memiliki, mengerjakan apa yang sedang kita lakukan dan dipercayakan pada kita sampai hari ini.
Efesus 4:30 (TSI), "Selain itu jangan sampai cara hidupmu membuat Roh Kudus bersedih hati. Karena Roh itu merupakan bukti bahwa kamu adalah milik Allah, dan Roh Kudus juga menjamin keselamatanmu pada hari kita dibebaskan dari dunia yang gelap ini."
Janganlah melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat Roh Allah menjadi sedih. Ingatlah bahwa Roh Allah yang ada pada kalian menunjukkan bahwa kalian adalah milik Allah. Dengan Roh itu juga, kalian mempunyai kepastian bahwa Allah akan membebaskan kalian dari kesalahan apabila waktunya sudah tiba. (BSD)
Don't grieve God. Don't break his heart. His Holy Spirit, moving and breathing in you, is the most intimate part of your life, making you fit for himself. Don't take such a gift for granted. (MSG)
~ Jonly Stenly Longdong