Seorang perempuan menemukan sebuah novel yang menurutnya sangat jelek isi ceritanya, lalu membuangnya begitu saja hanya setelah membaca bagian-bagian akhirnya.
Suatu hari, perempuan itu berkenalan dengan seseorang, yang ternyata merupakan seorang penulis, dan bukan sebuah kebetulan bahwa ia pun adalah yang menuliskan novel yang tadinya pernah dibuang dan dibencinya itu. Sehingga, perempuan tersebut membeli kembali novel yang sama, membacanya dengan segenap hati dari awal hingga akhir, dan menyatakan bahwa betapa bagusnya novel serta isi ceritanya!
Betapa pengenalan dengan seseorang yang berkaitan langsung dengan sesuatu yang sangat berarti dapat mengubahkan.
Terkait itu, jika kita mengaku mengasihi dan mencintai Tuhan kita, sudahkah kita juga mencintai dan rindu membaca, merenungkan, mempercayai, melakukan firman-Nya? Masihkah kita memiliki jam-jam untuk waktu pribadi bersaat teduh, yang mungkin sudah kita tinggalkan oleh karena merasa kesibukan, tidak punya waktu, ataupun hal-hal lainnya yang sangat menyita perhatian kita untuk membangun hubungan kita dengan Tuhan?
Padahal, Alkitab, firman Tuhan adalah "surat cinta-Nya" bagi kita.
Saya masih ingat juga ketika semasa belum mempunyai sebuah telepon genggam, dan ketika menerima surat cinta dari kekasih saya waktu itu—yang kini telah menjadi istri saya—saya sangat-sangat senang, dan begitu antusias membacanya.
Bagaimana dengan kita hari-hari ini terhadap firman-Nya?
Masih adakah kerinduan yang besar terhadap surat cinta-Nya itu setiap hari?
Yesaya 55:11 (VMD), "Dengan cara yang sama, firman-Ku keluar dari mulut-Ku, dan tidak kembali sampai membuat sesuatu terjadi. Firman-Ku membuat sesuatu terjadi yang Kukehendaki. Firman-Ku berhasil melakukan yang Kusuruh untuk dilakukannya."
So shall My word be that goes forth out of My mouth: it shall not return to Me void [without producing any effect, useless], but it shall accomplish that which I please and purpose, and it shall prosper in the thing for which I sent it. (AMP)
Ibrani 4:12 (BSD), "Perkataan Allah hidup dan kuat. Perkataan-Nya lebih tajam dari pedang bermata dua dan dapat menusuk sampai ke batas antara jiwa dan roh kita, sampai ke batas antara sendi-sendi dan tulang sumsum kita. Dengan begitu, Ia tahu pikiran dan niat hati kita."
Sebab apa pun yang dikatakan Allah kepada kita selalu penuh dengan kuasa yang hidup: Firman Allah lebih tajam daripada pedang bermata dua yang paling tajam, yang dapat dengan cepat menembusi pikiran dan keinginan kita yang paling dalam, sehingga memperlihatkan diri kita yang sebenarnya. (FAYH)
Beware of being insincere about doing this, because the message God has given us very powerfully penetrates our thinking more than a two-edged sword penetrates flesh. It penetrates deeply into our souls and spirits, as a sharp sword can penetrate into our joints and marrow. That is, by it God discerns all that we think about, and he discerns all that we desire to do (His message exposes to us all our thoughts and all our desires). (DEIBLER)
"Let the study of the Bible become central in your life—not just so you will know it, but that you will obey it." ~ Billy Graham
~ FG