Satu hal yang mungkin jarang ditemukan hari-hari ini adalah… ketulusan.
Apakah Saudara juga mengalaminya, ataupun bahkan menjadi pihak yang malah melakukannya, bahwa tidak memiliki ketulusan lagi di dalam melakukan banyak hal maupun segala sesuatu?
Ketulusan adalah kualitas karakter yang bebas dari kepura-puraan, tipu daya, atau kemunafikan. Orang yang tulus menampilkan diri dengan jujur, apa adanya, dan ungkapan verbal mereka juga bebas dari sekadar basa-basi, gosip, ataupun sanjungan berlebihan. Alkitab sangat menghargai ketulusan: Kasih harus tulus (Roma 12:9, 2 Korintus 6:6), demikian pula iman harus tulus (1 Timotius 1:5, Yosua 24:14).
Allah tidak ingin kita terjebak untuk hidup dalam kepura-puraan atau kemunafikan, ketidaktulusan, karena kita rentan terhadap hal-hal itu. Izinkanlah Roh Kudus mengoreksi setiap aspek kehidupan kita apabila masih ada kesombongan ataupun ketidaktulusan. Sebab Allah berkenan pada ketulusan dalam ketaatan kepada-Nya. Kasih-Nya memerdekakan kita untuk menerima diri kita yang sejati dan melayani sesama dengan hati yang gembira serta tulus (Kisah Para Rasul 2:46-47).
Bagaimana dengan kita hari-hari ini, adakah kita didapati oleh Tuhan sebagai orang-orang yang memiliki ketulusan dalam hal apa pun yang kita lakukan? Biarlah kita didapati senantiasa tulus hati.
Yohanes 1:47, "Kata Filipus kepadanya: 'Mari dan lihatlah!' Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: 'Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!'"
Yesus melihat Natanael datang, lalu Ia berkata, "Lihat, inilah orang Israel sejati. Sama sekali tidak ada yang palsu di dalam hatinya." (BSD)
Jesus saw Nathanael coming toward Him and said concerning him, See! Here is an Israelite indeed [a true descendant of Jacob], in whom there is no guile nor deceit nor falsehood nor duplicity! (AMP)
~ FG