Yehezkiel 14:14, "Biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Seandainya saat itu Nuh, Daniel, dan Ayub ada di antara mereka, maka hanya merekalah yang akan diselamatkan karena mereka benar dalam pandangan TUHAN. (Tetapi sisa Israel akan Kubinasakan seluruhnya.) Demikianlah firman Tuhan ALLAH. (FAYH)
Even if these three men, Noah, Daniel, and Job were in it, they would save but their own lives by their righteousness (their uprightness and right standing with Me), says the Lord God. (AMP)
Allah sedang menegur keras umat-Nya.
Mereka menyangka bisa seperti yang pernah terjadi di Kejadian, di mana Abraham berdoa bagi kemurahan Allah terhadap bangsa yang jahat apabila masih ada orang-orang benar di sana. Namun, sudah terlambat. Firman Allah menegaskan, pintu kesempatan sudah ditutup.
Allah sangat serius dalam pernyataan-Nya, bahwa sekaliupun ada tiga tokoh besar iman itu—orang yang setia dan taat kepada Allah walaupun situasi dan kondisi menekan dan memaksa mereka untuk berlaku tidak setia kepada Allah—di tengah-tengah mereka, namun pintu kesempatan sudah ditutup.
Tuhan sedang menunjukkan bahwa bahkan di tengah kebobrokan total satu bangsa, kebenaran pribadi seseorang tetap berharga di mata-Nya. Tapi perhatikan, iman orang lain tidak bisa menyelamatkan kita. Kita tidak bisa bersandar pada kesalehan orangtua, hamba Tuhan, ataupun komunitas gereja. Hubungan pribadi kita dengan Tuhan adalah hal yang sangat menentukan.
Nuh hidup benar di tengah dunia yang jahat dan taat membangun bahtera walau diejek. Daniel tetap setia berdoa kepada Allah, bahkan saat nyawanya terancam. Ayub tetap memegang integritas imannya meski kehilangan segalanya.
Bagaimana dengan kita? Masihkah kita punya hubungan pribadi dengan Tuhan? Masihkah kita hidup berkenan di hadapan-Nya? Akankah kita tetap setia? Jangan sampai pintu kesempatan tertutup.
~ FG