Amsal 18:9 (BIS), "Orang yang melalaikan tugasnya sama buruknya dengan orang yang suka merusak."
Slack habits and sloppy work are as bad as vandalism. (MSG)
Being lazy is no different from being a troublemaker. (CEV)
Firman Tuhan hari ini menyodorkan sebuah gambaran yang sangat tajam dan kontras. Kita sering kali menganggap kemalasan sebagai sebuah kesalahan pasif, kelalaian, ketidakpedulian, atau sekadar menunda-nunda. Kita memandangnya sebagai "dosa ringan" yang hanya merugikan diri sendiri.
Namun, melalui kitab Amsal, Roh Kudus membuka mata kita dengan sebuah perspektif yang berbeda bahwa kemalasan bukanlah sekadar kelalaian, melainkan aksi perusakan. Orang yang malas disebut saudara dari perusak, sama buruknya dengan vandalisme (perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lain, keindahan alam dan sebagainya), dan tidak berbeda dengan pembuat onar.
Mengapa demikian?
Tuhan telah mempercayakan kepada kita talenta, waktu, kesempatan, tubuh, hubungan, dan pekerjaan. Ketika kita bermalas-malasan, kita sedang merusak dan menyia-nyiakan apa yang Tuhan beri. Itu adalah bentuk vandalisme rohani terhadap anugerah-Nya. Seorang tukang kebun yang malas membiarkan taman rusak, sama buruknya dengan seorang yang sengaja menginjak-injak bunga di taman itu. Seorang anggota tim yang malas, membuat beban rekan kerjanya lebih berat. Dan contoh lainnya.
Bagaimana dengan kita?
Apakah kita sedang bermalas-malasan, menunda-nunda, ataukah bekerja sungguh-sungguh dan senantiasa melakukan pekerjaan baik? Apakah kita menjadi seorang pemelihara, dan bukannya perusak, di manapun Dia menempatkan kita berada.
~ FG