Sesungguhnya, tidak ada dari antara kita yang layak ataupun mampu. Dan jika kita mau jujur, mungkin kita semua sesungguhnya tidak mampu melakukan segala sesuatu, serta bukankah segala sesuatu itu berasal dari Tuhan dan Ia yang punya.
Jika bukan karena Tuhan, kita tidak akan dilayakkan, dimampukan, ataupun dapat tetap berada manapun kita ada sampai hari ini.
Mazmur 127 : 1, "Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."
Hanya yang berasal dari Allah serta yang diberkati oleh-Nya sajalah yang sesungguhnya benar-benar berarti dalam hidup ini. Percayakah kita akan hal itu? Sebaliknya, jika Dia tidak ada dalam hidup kita—setiap kegiatan, tujuan, impian, cita-cita, maupun bahkan keluarga kita masing-masing, maka segala sesuatu sepertinya akan sia-sia, serta berujung pada kekecewaan sebab kita tidak pernah mengandalkan ataupun memperlibatkan Dia.
Karena itu, libatkanlah Dia, minta hikmat, urapan, serta bimbingan-Nya dalam segala hal yang kita lakukan. Kiranya, Ia pun memperlebar kapasitas hati maupun memberkati kehidupan kita.
Walau kita memang mengerjakan bagian yang harus kita lakukan, namun semua juga oleh karena Allah yang memberikan kekuatan serta kemampuan. Akuilah Dia, dan berharap hanya pada-Nya.
Zakharia 4 : 6, "Maka berbicaralah ia, katanya: 'Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.'"
Yeremia 17 : 5, "Beginilah firman TUHAN: 'Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!'"
Yeremia 17 : 7 (BIS), "Tapi orang yang berharap kepada-Ku akan Kuberkati selalu."
Tetapi berbahagialah orang yang mengandalkan TUHAN dan yang berharap kepada-Nya. (FAYH)
But blessed is the man who trusts me, GOD, the woman who sticks with GOD. (MSG)
~ FG