Beberapa hari ini, saya rajin menonton acara TV, Animal Planet. Suatu hari, acaranya mengupas tentang singa dan beruang. Beruang ternyata dapat memiliki sampai sebanyak 32 – 42 gigi, lalu setiap telapaknya dilengkapi lima cakar yang tajam serta panjang, mampu mencabik-cabik daging, juga beratnya antara 130 – 600 kg.
Lalu bagaimana dengan singa? Ternyata berat seekor singa antara 150 – 250 kg, dan makanannya juga daging, auman suaranya sangat menakutkan bagi makhluk yang mendengarkan.
1 Samuel 17 : 34 – 36a, "Tetapi Daud berkata kepada Saul: 'Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini.'"
Melalui ayat renungan hari ini, kita tahu, Daud adalah manusia biasa, sama seperti kita. Saya membayangkan momen pertama Daud bertemu dengan singa dan beruang. Wah, mungkin Daud yang muda begitu ragu, ia ingin melarikan diri.
Daud hanya menggembalakan 2 – 3 ekor kambing domba. Juga, ia hanya mempunyai tongkat serta umban sebagai senjatanya untuk melindungi kambing domba dari serangan musuh. Saya berpikir lagi, bagaimana Daud bisa begitu berani maju mengalahkan singa dan beruang, serta dengan tegas mengatakan kepada Saul, "Apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya, lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini."
Semasa Daud menggembalakan kambing dombanya, itu adalah masa-masa pembentukan Tuhan bagi Daud.
Tuhan memberikan tanggung jawab yang sangat besar. Bagi Daud, tanggung jawabnya ialah komitmen. Daud bertanggung jawab untuk kebutuhan dombanya, melindungi, dan menjagainya. Tidak ada upah, baik besar ataupun kecil. Tetapi yang ia yakini tiap-tiap hari bahwa tanggung jawabnya itu mulia, sebab ia pun percaya penuh, Allah yang memilihnya dan pasti menolongnya.
Seperti halnya Yesus, Ia juga menggembalakan dan merelakan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, yaitu kita semua.
Yohanes 10 : 11a, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."
Yesus peduli serta bertanggung jawab atas kebutuhan kita, bagaimanakah respons kita terhadap-Nya, Gembala Agung kita?
Mari kita bertanya pada diri sendiri, siapakah Yesus bagi kita? Siapkah kita bertanggung jawab akan panggilan maupun pelayanan kita? Maukah kita terus-menerus berharap hanya kepada-Nya?
~ Ibu Deliana Duma, MTh.