Mungkin kita pernah mendengar ilustrasi lima ekor burung yang ada di atap rumah. Tiga di antaranya memutuskan untuk terbang. Lantas, tinggal berapa burung di atas sana? Jika menjawab dua, salah.
Jawaban yang benar adalah masih sisa lima. Karena tiga burung tadi hanya baru mau terbang, cuma niat, belum benar-benar mulai terbang di udara.
Niat atau sekadar rencana belum cukup. Itu mirip seseorang yang berkata, "Saya ingin pergi ke Bali nih," atau, "Kami rencananya—baru rencana sih—ke Bali minggu depan." Kadang rencana tinggal rencana. Mesti ada tindakan dan melakukan sesuatu untuk menandakan terlaksananya rencana ataupun sebuah keinginan dan harapan. Apalagi terhadap iman!
Matius 17 : 20 (FAYH), "'Sebab kalian kurang beriman,' kata Yesus kepada mereka. 'Karena jika kalian mempunyai iman yang sebesar biji sesawi sekalipun, kalian akan dapat berkata kepada gunung ini, 'Pindahlah!', maka gunung ini pun akan pindah. Tidak akan ada yang mustahil bagi kalian.'"
He said to them, "Because of the littleness of your faith [that is, your lack of firmly relying trust]. For truly I say to you, if you have faith [that is living] like a grain of mustard seed, you can say to this mountain, 'Move from here to yonder place, and it will move; and nothing will be impossible to you.'" (AMP)
"Because you're not yet taking God seriously," said Jesus. "The simple truth is that if you had a mere kernel of faith, a poppy seed, say, you would tell this mountain, 'Move!' and it would move. There is nothing you wouldn't be able to tackle." (MSG)
Kita perlu sungguh-sungguh menjalani serta mempraktikkan apa yang menjadi keyakinan, kepercayaan, serta iman kita. Namun ingat, Full Life Notes menyadarkan, iman yang sejati pasti memberi hasil; iman yang sejati bukan sekadar percaya pada iman itu sendiri sebagai suatu kekuatan atau kuasa, melainkan percaya pada Allah; iman yang sejati adalah karya Allah dalam hati kita serta merupakan karunia atau anugerah dari Tuhan Yesus; dan iman yang sejati mau berada di bawah pengawasan Allah dan tidak serta-merta untuk kepentingan diri sendiri.
Yakobus 2 : 17 (BSD), "Jika orang mengaku ia percaya, tetapi perbuatannya tidak menunjukkan bahwa ia orang yang percaya kepada Allah, maka hal itu tidak ada gunanya."
So with faith; if it does not lead to action, it is by itself a lifeless thing. (REB)
Isn't it obvious that God-talk without God-acts is outrageous nonsense? (MSG)
~ FG