Kita menjagai banyak hal, bukan?
Keamanan di rumah maupun lingkungan supaya aman.
Nomor PIN, ataupun saldo agar tetap seimbang di bank.
Kesehatan. Pola makan. Bahkan mungkin posisi di pekerjaan. Terutama nama baik serta reputasi.
Namun, semua itu layaknya percuma saja apabila tidak mau menjaga hati. Pakar kepemimpinan internasional, Michael S. Hyatt, menyatakan mengapa penting menjagai hati:
Janganlah seperti Yudas, yang pernah dekat dengan Tuhan, murid-Nya, mendengar ataupun menyaksikan mukjizat-Nya secara pribadi, namun kemudian hatinya terjebak tipu daya dosa. Padahal, mungkin sudah berbagai kesempatan ia terima dari Tuhan untuk bertobat, terutama ketika Ia membasuh kakinya (ya, bahkan Yesus membasuh kaki Yudas!), serta sewaktu perjamuan makan bersama, namun tidaklah ia menghargainya karena juga tidak mau sungguh-sungguh menjaga hati maupun hidupnya.
Lukas 22 : 3 (TSI), "Lalu Iblis menguasai hati Yudas orang Kariot, yaitu seorang dari kedua belas murid Yesus."
Pada waktu itu, Iblis masuk ke dalam hati Yudas yang disebut juga Iskariot. Ia seorang dari dua belas pengikut Yesus yang dekat dengan Yesus. (BSD)
Catatan Full Life menegur, jika rasa dahaga serta lapar akan hadirat-Nya terasa mengering, tiliklah kembali apa serta bagaimana prioritas kita, dan apakah kita suam-suam kuku? Mohonlah kepada Allah sebuah rasa rindu yang segar terhadap-Nya dan perkenanan-Nya. Abai jaga hati akan mengakibatkan kita menyimpang dari jalan yang benar. Karena itu, jagailah hati sungguh-sungguh supaya langkah hidup kita semakin mantap bersama Tuhan, penyertaan, serta anugerah-Nya.
1 Korintus 14 : 20 (FAYH), "Saudara sekalian yang saya kasihi, janganlah bersikap kekanak-kanakan dalam memahami hal-hal ini. Jadilah seperti bayi yang tidak mengenal kejahatan, tetapi jadilah orang dewasa yang bijaksana dalam memahami hal-hal semacam ini."
To be perfectly frank, I'm getting exasperated with your infantile thinking. How long before you grow up and use your head--your [adult] head? It's all right to have a childlike unfamiliarity with evil; a simple [no] is all that's needed there. But there's far more to saying [yes] to something. Only mature and well-exercised intelligence can save you from falling into gullibility. (MSG)
~ FG