Kadang saya merasa malu kalau selalu menganggap harus terburu-buru, saat melihat pasien-pasien di rumah sakit yang mesti didorong menggunakan ranjang pasien, menyerahkan "kendali" atas hidupnya di tangan perawat ataupun orang lain yang menolong maupun mendorongnya. Betapa setiap waktu mungkin sangat berharga serta selayaknya dinikmati oleh mereka dengan sebaik-baiknya.
Saya pun kadang merasa malu apabila sering mengeluh, bersungut-sungut dalam pikiran terutama, saat melihat anak-anak sekolah luar biasa (SLB) yang meski berkekurangan dalam hal-hal yang mungkin masih kita miliki, namun mereka tampak bersemangat serta bersukacita dalam hidup. Rasanya mungkin bagi mereka kesempatan untuk hidup ini begitu berharga dan berarti.
Matius 6:34 (BSD), "Oleh karena itu, janganlah khawatir tentang hidupmu untuk besok. Sebab, besok ada kesusahannya sendiri untuk dipikirkan. Tidak usah menambah lagi kesusahan yang terjadi setiap hari."
Jadi, jangan kuatir akan hari esok! Esok pun Allah akan memelihara kalian. Hari ini cukup banyak kesusahan yang harus kalian pikirkan. (FAYH)
Give your entire attention to what God is doing right now, and don't get worked up about what may or may not happen tomorrow. God will help you deal with whatever hard things come up when the time comes. (MSG)
Mungkin perasaan ataupun pikiran-pikiran buruk dan negatif yang kita alami adalah karena hanya memikirkan diri sendiri, tanpa pernah mencoba memikirkan ataupun memperhatikan apa yang dialami maupun diperlukan oleh orang lain, terutama orang-orang yang terdekat dengan kita.
Dengan tidak melulu memikirkan diri sendiri, apa pun yang kita alami, dan mulai melampauinya dengan cara memperhatikan apa yang sekiranya dapat kita perbuat maupun perbantukan bagi orang lain, mungkin kita akan tidak selalu merasa terburu-buru setiap waktu, dikejar-kejar, ataupun bersungut-sungut, serta emosi yang kurang baik lainnya.
Saya jadi ingat salah satu prinsip ataupun rahasia untuk tetap kuat dan bertahan sampai garis finis di lari jarak jauh seperti maraton ataupun ultramaraton dan yang lebih jauh lagi, yakni berhenti berpikir untuk sekadar pencapaian bagi diri sendiri, melainkan untuk siapa kita rela serta bersedia melakukannya. Dengan demikian, akan ada kekuatan baru, pengharapan saat merasa lemah, dan hampir menyerah kalah. Apalagi dalam kehidupan ini.
Filipi 2:4 (TSI), "Janganlah kamu hanya sibuk memikirkan keperluanmu sendiri, tetapi pikirkanlah juga keperluan orang lain."
Don't be interested only in your own life, but care about the lives of others too. (ERV)
Don't be obsessed with getting your own advantage. Forget yourselves long enough to lend a helping hand. (MSG)
~ FG