Pernah melihat sebuah tayangan yang mungkin sempat viral di media sosial tentang seseorang yang memuji orang-orang lain, entahkah itu pakaiannya, senyumannya, dan lainnya. Dan mereka yang dipuji atau menerima pujian tersebut, merasa sangat senang mendengarnya—tentu saja! Siapa yang tidak suka dipuji, bukan?
Dengan banyaknya "contoh" yang mungkin kurang baik dalam berkata-kata ataupun bersikap terhadap orang lain, maukah kita sebaliknya melakukan contoh yang baik? Apalagi di tengah-tengah keadaan banyaknya kasih orang-orang yang menjadi dingin.
Kolose 4:6, "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang."
Hendaklah percakapan Saudara sopan dan masuk akal, sebab dengan demikian Saudara akan dapat memberikan jawaban yang tepat kepada setiap orang. (FAYH)
Be gracious in your speech. The goal is to bring out the best in others in a conversation, not put them down, not cut them out. (MSG)
Bukan sekadar perkataan yang baik, bahkan lebih dari itu, kita didorong untuk melakukan segala sesuatu—segala sesuatu—di dalam kasih.
1 Korintus 16:14 (FAYH), "Apa pun yang Saudara lakukan, lakukanlah dengan kebaikan dan kasih!"
And love without stopping. (MSG)
Act in a loving way in everything that you do. (DEIBLER)
Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan perkataan kita, tindakan kita saat ini? Pernahkah kita memuji orang lain dengan tulus hati, dan tanpa motif yang lain-lain? Maukah kita sekalipun sedang mengalami berbagai hal yang mungkin berat serta mengecewakan, kita tetap memilih kasih dan melakukan yang terbaik?
~ FG