Seorang profesor yang tidak percaya adanya Tuhan sedang memberi kuliah di kelas, dan menyatakan kepada para mahasiswanya bahwa ia akan membuktikan bahwa memang tidak ada Tuhan. (Untuk cerita tentang profesor yang lain, klik di sini)
Ia berkata di depan mereka, "Tuhan, kalau Engkau sungguh nyata, maka Engkau pasti sanggup menjatuhkanku dari podium ini. Engkau punya waktu sekitar 15 menit." Sebenarnya, profesor itu memanggil dan menyebut kata 'Tuhan' saja sudah menunjukkan keraguannya akan keateisannya.
Memang 10 menit sudah berlalu, dan tampak tidak terjadi apa-apa.
"Ayo dong, Tuhan," katanya setengah meledek, "aku masih menunggu."
Ketika hampir menit kelima belas, seorang pria berbadan besar, yang kebetulan juga seorang pemain American football --sebenarnya dia sendiri sudah dari tadi di dekat pintu kelas sang profesor dan mendengar "tantangannya" itu—lalu pria itu menerjang sang profesor sampai terjatuh terempas dari mimbarnya mengajar.
Setelah terbangun, profesor ateis itu bertanya kesakitan, "Kamu siapa? Kamu dari mana? Kenapa kamu membanting saya?!"
Pria dengan badan besar itu menjawab, "Tuhan sedang sibuk, jadi Tuhan mengutus saya untuk menemui Anda."
Ini mengingatkan kita juga akan kesombongan seorang raja yang mati karena "ditampar" malaikat Tuhan dan ditimpa penyakit mematikan dan mengerikan, bukan?
Kisah Para Rasul 12:23, "Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing."
Seketika itu juga seorang malaikat Tuhan menimpakan suatu penyakit ke atas Herodes, sehingga ia mati dimakan belatung, sebab ia menerima penyembahan rakyat dan tidak memulangkan kemuliaan kepada Allah. (FAYH)
That was the last straw. God had had enough of Herod's arrogance and sent an angel to strike him down. Herod had given God no credit for anything. Down he went. Rotten to the core, a maggoty old man if there ever was one, he died. (MSG)
Hati-hati, jangan sampai kita pun digerogoti oleh kesombongan, ataupun ketidakpercayaan kepada-Nya.
"It takes more faith to be an atheist than to believe in God" (Sesungguhnya, lebih sukar untuk menjadi seorang yang ateis dan tidak percaya akan adanya Tuhan, daripada untuk beriman serta percaya bahwa Tuhan itu sungguh-sungguh ada). ~ Ruth Bell Graham
~ FG