Kita mungkin sering membahas tentang menyenangkan hati Allah, tetapi apakah kita sudah sungguh-sungguh menjadi kesukaan bagi hati-Nya?
Apakah cara hidup kita, pilihan-pilihan, bahkan pikiran dan isi hati kita berkenan ketika Ia melihatnya?
John Owen, seorang teolog dari Inggris mengatakan, "Jiwa-jiwa orang kudus adalah taman Yesus Kristus, sebuah taman yang menyenangkan, Dia bergembira karena mereka."
Galatia 1:10 (BSD), "Kalian dapat melihat bahwa saya sama sekali tidak berharap diakui oleh manusia. Saya hanya mengharapkan pengakuan dari Allah, dan ingin menyenangkan hati Allah. Seandainya saya masih berusaha menyenangkan manusia, berarti saya bukanlah pelayan Kristus."
Do you think I speak this strongly in order to manipulate crowds? Or curry favor with God? Or get popular applause? If my goal was popularity, I wouldn't bother being Christ's slave. (MSG)
Amsal 21:15, "Orang benar suka akan keadilan, tetapi bagi orang jahat keadilan itu merupakan malapetaka."
When justice is done, it is a joy to the righteous (the upright, in right standing with God), but to the evildoers it is dismay, calamity, and ruin. (AMP)
Jika anak-anak saja dapat membuat hati seorang ayahnya menjadi begitu bersuka, percayalah Allah Bapa kita yang di surga pasti bersukacita melihat kehidupan anak-anak-Nya yang mau taat, setia, mengasihi, dan takut akan Dia.
Kiranya, semakin hari kita makin menjadi kesukaan-kesukaan hati Allah.
3 Yohanes 1:4 (TSI), "Bagi saya, tiada sukacita yang lebih besar selain mendengar bahwa kalian —yang saya anggap seperti anak-anakku sendiri— hidup dengan setia kepada ajaran benar."
I have no greater joy than this, to hear that my [spiritual] children are living their lives in the Truth. (AMP)
Nothing could make me happier than getting reports that my children continue diligently in the way of Truth! (MSG)
~ FG