Sehari yang lalu, kita sudah diingatkan soal melatih diri untuk beribadah, atau ada latihan rohani yang sangat berguna bagi kita. Sepertinya, ada satu hal lagi yang perlu kita latih maupun pelajari—suatu hal yang mungkin juga masih banyak orang belum dapat melakukannya. Apa itu? Yakni, bersyukur, mengucap syukur.
Mungkin hari-hari ini pun kita diingatkan tentang mensyukuri atas apa pun yang Tuhan sudah beri maupun perbuat dalam dan bagi hidup kita. Ia pun telah mengerjakan banyak hal baik dalam hidup kita yang mungkin tidak atau belum kita sadari.
Nah, masihkah kita mau serta mampu secara penuh kesadaran untuk mengucap syukur kepada Tuhan? Masihkah kita secara sadar menghargai benar-benar apa yang telah Allah kerjakan serta berikan bagi kita masing-masing, entah itu keluarga, pasangan, pekerjaan, pelayanan, pengharapan, bahkan sehelai rambut maupun setarikan napas Saudara?
Kolose 3 : 15 (TSI), "Biarlah ketenangan dalam perlindungan Allah menguasai hati dan pikiranmu. Karena Allah sudah memanggil kita menjadi anggota dari satu tubuh, yaitu tubuh Kristus, supaya kita bersatu dan hidup dengan tenang. Dan marilah kita selalu bersyukur kepada-Nya."
Let Christ's peace be arbiter in your decisions, the peace to which you were called as members of a single body. Always be thankful. (REB)
And let the peace (soul harmony which comes) from Christ rule (act as umpire continually) in your hearts [deciding and settling with finality all questions that arise in your minds, in that peaceful state] to which as [members of Christ's] one body you were also called [to live]. And be thankful (appreciative), [giving praise to God always]. (AMP)
Let the peace of Christ keep you in tune with each other, in step with each other. None of this going off and doing your own thing. And cultivate thankfulness. (MSG)
Kita memuji Dia karena kebesaran, kemuliaan, dan kuasa-Nya. Kita mengucap syukur kepada-Nya oleh karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib serta besar dalam hidup kita.
Percayalah, dengan terus melatih diri untuk mengucap syukur kepada-Nya, akan dapat mengingatkan serta membawa kita senantiasa hidup selalu dekat dengan-Nya.
Ibrani 13 : 15 (BSD), "Marilah kita memberikan kurban persembahan kita kepada-Nya atas nama Yesus melalui pujian mulut kita supaya orang lain menghormati Allah."
Melalui Yesus, marilah kita terus-menerus mempersembahkan kurban syukur kepada Allah. Kurban syukur itu adalah pujian yang keluar dari bibir kita yang meninggikan nama-Nya. (AMD)
Jadi, melalui Yesus, marilah kita memberikan persembahan rohani kepada Allah setiap saat, yakni memuji Dia melalui semua perkataan kita dan dengan berani memberitakan bahwa Yesus adalah Penguasa kita. (TSI)
Let's take our place outside with Jesus, no longer pouring out the sacrificial blood of animals but pouring out sacrificial praises from our lips to God in Jesus' name. (MSG)
~ FG