Setiap orang dapat memberi dampak. Namun, pertanyaannya apakah yang baik atau yang buruk?
Firman Tuhan mengingatkan, kita adalah garam serta terang bagi dunia ini serta sekitar kita.
Matius 5 : 13 – 16, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Terang memberikan cahaya, garam memberi rasa. Menjadi terang dan garam bukanlah sebuah anjuran, melainkan identitas sejati kita yang dari Tuhan. Dengan kata lain, menjadi dampak yang baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian (1 Tim 4 : 12), mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran bagi orang lain (Mat 9 : 36).
Bagaimana caranya agar semakin mempunyai kehidupan yang berdampak baik?
Kualitas menandakan perbedaan kehidupan orang percaya yang mengikuti kehendak Tuhan dengan orang-orang dunia yang mengikuti jalan dunia.
Yuk, jadi teladan bukan sekadar perkataan, tetapi melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Konsistensi dalam kehidupan akan muncul ketika Roh Kudus sudah tinggal dalam hidup kita ini.
Nilai hidup terbesar ialah menyadari kita sesungguhnya tidak ada apa-apanya tanpa Dia, dan menyerahkannya kepada Tuhan saja.
Roma 11 : 36, Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Yohanes 15 : 16, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."
Bukan kamu yang memilih supaya kamu menjadi murid-murid-Ku, tetapi Akulah yang memilih kamu untuk tugas itu. Dan inilah sebabnya Aku mengangkat kamu: Supaya kamu pergi ke ladang-Ku dan menghasilkan banyak buah rohani. Dan apa yang kamu hasilkan itu akan bertahan selama-lamanya. Karena kamu menjalankan tugas itu, apa saja yang kamu minta kepada Allah Bapa dengan alasan untuk memuliakan Aku, maka Dia akan memberikannya kepadamu. (TSI)
Bukan kalian yang memilih Aku, melainkan Akulah yang memilih kalian. Aku menugaskan kalian agar selalu menghasilkan buah yang baik, supaya apa pun yang kalian mohon dari Bapa atas nama-Ku, Ia akan memberikannya kepadamu. (FAYH)
Kita ada untuk menjadi berkat bagi orang yang belum mengenal Allah. Kehidupan yang berdampak dimulai dari diri sendiri, sebab orang lain akan melihat buahnya sehingga melalui kita, banyak orang akan melihat kehadiran-Nya.
Jangan memperhatikan cibiran, sebab kita diciptakan untuk memberikan pembeda bagi dunia sehingga bisa menjadi teladan ketika kita sudah memperbaiki hidup kita. Pastikan kita memiliki keberanian serta kebenaran untuk menjadi hidup yang berdampak, dan ketika keberanian itu layu, maka pertanda atau peringatan untuk hidup yang lebih giat lagi, dan segera siram dengan kebenaran firman Tuhan.
Bersihkan dahulu kehidupan kita yang tidak berkenan, agar yang benar timbul dalam hidupmu. Mungkin tidak mudah, sebab harus jadi teladan dalam setiap aspek agar banyak orang mengenal Dia melaluinya.
Kita dipanggil dan dipilih oleh Tuhan untuk menjadi berkat melalui dampak yang baik bagi sesama manusia.
Nah, sudahkah hidup kita berdampak?
Kiranya Allah menolong serta memampukan untuk memiliki kehidupan yang berdampak bagi banyak orang sehingga nama-Nya semakin dipermuliakan.
~ Abednego Ryo Vincent (Generasi Yeremia)