Sehari yang lalu, kita telah mempelajari dua hal menarik mengenai belajar dari kesalahan, pengalaman maupun kegagalan.
Hari ini kita akan membaca sedikit mengenai tiga respons yang dapat kita lakukan terhadap rasa bersalah ataupun penyesalan. Tentu, jika berbicara rasa bersalah atau sesal, biasanya karena telah melakukan—ataupun tidak dan belum mengerjakan—sesuatu.
Nah, apa saja tiga respons yang dapat kita pilih?
Menurut Ps. Paul Scanlon :
Selanjutnya, jika memandang penyesalan ataupun rasa bersalah sebagai sebuah kesempatan maupun "cambuk yang perlu", daripada sekadar batu sandungan ataupun ancaman, maka lambat laun kita akan mengalami pertumbuhan maupun pemulihan, bahkan pelopor untuk sesuatu yang lebih baik.
Karena itu, mari manfaatkan dan gunakan rasa sesal yang mungkin masih ada.
Jika sebuah barang bekas saja masih bisa dipakai dan digunakan, apalagi pengalaman-pengalaman yang dapat menjadi bermanfaat serta berharga.
Lukas 22 : 32 (BSD), "Tetapi, Aku sudah meminta kepada Allah untuk engkau, Simon, supaya Ia menjaga jangan sampai engkau berhenti percaya kepada-Ku. Dan nanti apabila engkau sudah diuji dan engkau kembali kepada-Ku, engkau harus menolong teman-temanmu, sesama pengikut-Ku, supaya mereka semakin percaya kepada-Ku."
Simon, I've prayed for you in particular that you not give in or give out. When you have come through the time of testing, turn to your companions and give them a fresh start. (MSG)
Tetapi Aku telah berdoa untukmu, memohon supaya imanmu tidak akan gugur sama sekali. Karena itu, bila engkau sudah bertobat dan kembali kepada-Ku, teguhkan iman saudara-saudaramu. (FAYH)
~ FG