Kemarin kita telah mengupas tentang macam-macam bentuk ataupun rupa dan cara melayani. Apakah Saudara pun telah serta tergerak melayani Dia?
Pelayanan adalah "pagar".
Pagar apa? Pagar untuk menjaga kehidupan kita supaya tetap berada dalam naungan, pemeliharaan, serta penyertaan Tuhan.
Lewat pelayanan, kita juga dapat menjaga pergaulan. Bukannya bermaksud pilih-pilih teman, melainkan supaya bergaul serta bersahabat dengan bijak.
Pelayanan pun tentu akan membuat kita belajar kerendahan hati.
Bisakah berbuat salah ataupun jatuh dalam dosa meski sudah pelayanan? Bisa saja, tetapi semoga melalui pelayanan, Tuhan pun dapat segera menyadarkan kita, dan puji Tuhan apabila kita mau mendengar, sadar, dan berbalik serta bertobat.
Lukas 22 : 27 (TSI), "Biarlah Aku memberikan contoh ini: Di antara dua orang berikut, siapakah yang paling tinggi kedudukannya? Orang yang duduk makan di meja, atau orang yang melayani dia? Tentu orang yang duduk. Tetapi ingatlah teladan-Ku: Selama bersama kalian, Aku justru merendahkan diri untuk melayani."
Keep in mind who is the most important one. It is certainly the one who just sits at the table, not those who serve the meal. But I, your leader, have been an example for you by serving you while I have been among you. (DEIBLER)
Di dunia ini seorang majikan duduk pada meja dilayani oleh para pelayannya. Tetapi di antara kita tidak demikian halnya! Karena Akulah pelayan kalian. (FAYH)
Full Life Notes menulis, kebesaran yang sejati menyangkut roh dalam batin. Batin yang diteguhkan Roh Kudus pun berarti semua perasaan, pikiran, serta tujuan kita makin lama makin tunduk pada pengaruh dan pengarahan-Nya sehingga Ia dapat menyatakan kuasa-Nya melalui kita dalam cara yang lebih besar. Kebesaran sejati terlihat dalam hidup seseorang yang menunjukkan kasihnya bagi Kristus dalam kerendahan hati yang tulus, kerinduan untuk melayani Allah serta orang lain, dan kerelaan dipandang yang paling tidak penting.
Kemudian, kebesaran yang sejati bukan sekadar kedudukan, kuasa, gelar, prestasi ataupun keberhasilan. Seperti halnya sebenarnya melayani bukanlah apa yang bisa kita perbuat bagi Allah, melainkan menyerahkan segenap hidup bagi-Nya supaya Ia bekerja dan bertindak melalui kita, demikianlah juga kebesaran itu bukanlah apa yang kita kerjakan bagi Allah, melainkan lebih pada keadaan rohani kita di hadapan-Nya.
Selanjutnya, kebesaran yang sejati menuntut agar kita menjadi besar dalam hal-hal yang benar—iman, rendah hati, kesalehan, hikmat, penguasaan diri, kesabaran, dan kasih. Pengabdian diri akan meningkatkan hasil-hasil kita dalam pekerjaan Allah, namun hanya di tempat yang Allah telah menempatkan Saudara, serta lingkungan karunia-karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Yohanes 12 : 26 (TSI), "Setiap orang yang mau melayani Aku hendaklah ikut ke mana saja Aku pergi, supaya mereka tetap bersama-Ku. Bapa-Ku akan menghargai setiap orang yang melayani Aku."
If anyone serves Me, he must continue to follow Me [to cleave steadfastly to Me, conform wholly to My example in living and, if need be, in dying] and wherever I am, there will My servant be also. If anyone serves Me, the Father will honor him. (AMP)
If any of you wants to serve me, then follow me. Then you'll be where I am, ready to serve at a moment's notice. The Father will honor and reward anyone who serves me. (MSG)
~ FG