Matius 6 : 24, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan. Sebab ia akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain. Atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu daripada kepada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan untuk harta benda juga. (BIS)
Ibaratnya begini: Kalau seseorang mempunyai dua majikan, tidak mungkin dia melayani keduanya dengan baik. Dia pasti akan mengasihi dan setia kepada majikan yang satu, tetapi membenci dan masa bodoh terhadap majikan yang lain. Demikian juga, kamu tidak bisa menjadi hamba Allah sekaligus hamba uang. (TSI)
Matthew Henry pernah mengilustrasikan betapa berbedanya perintah Allah dengan perintah dari Mamon. Allah berkata, "Anak-Ku, berikanlah hatimu pada-Ku." Kata Mamon, "Tidak, berikan saja hatimu kepadaku." Allah berkata, "Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu." Namun ujar Mamon, "Raihlah sebanyak mungkin yang kamu bisa dengan menghalalkan segala cara." Allah berkata, "Jangan menipu, jangan berdusta, namun berlakulah jujur terhadap sesamamu dan adil dalam semua urusanmu." Mamon berbisik, "Tipulah kalau itu menguntungkanmu." Allah menasihati, "Bermurah hatilah." Mamon memaksa, "Pertahankan hartamu, memberi hanya merugikan." Allah berujar, "Janganlah khawatir tentang apa pun juga." Mamon bernada, "Risaukanlah segala perkara."
Bukan soal uang atau kekayaan itu sendiri pada dasarnya adalah sesuatu yang jahat, melainkan mengabdikan diri sepenuhnya padanya, sampai-sampai menilainya terlalu tinggi hingga kita menaruh percaya padanya melebihi kepada Allah, itulah yang salah. Lalu, memandang itu semua sebagai satu-satunya jaminan, sumber kebahagiaan, dan harapan akan masa depan, sehingga kemuliaan Allah tidak menjadi yang utama lagi dalam hidup.
John Wycliffe pun pernah mengingatkan, kesalahan umum orang Farisi ialah menitikberatkan kekayaan materi sebagai tanda perkenanan Allah. Padahal, harta di bumi mudah hilang dan habis karena ngengat. Tuhan Yesus bukannya mengecam kekayaan, melainkan keterikatan padanya.
Sementara itu, Matthew Henry menyatakan, banyak orang menyangka bisa membagi antara Allah dan dunia secara sekaligus, dengan memiliki harta di bumi dan harta surgawi, menyenangkan hati-Nya dan manusia, melayani sebagai kesempatan untuk memenuhi kepentingan duniawi dan keinginan sendiri. Tak seorang dapat mengabdi pada dua tuan, sebab perintah-perintahnya akan saling bertentangan di satu atau lain waktu. Apabila dua tuan sedang pergi bersama, seorang hamba dapat mengikuti keduanya. Tetapi, bila terpisah, akan tampak siapa yang dilayani hamba itu.
Mungkin sukar melakukannya, namun pada akhirnya mau tidak mau, kita harus menentukan pilihan. Utamakanlah Allah, dan janganlah berkompromi dengan dosa.
"Yesus berkata, 'Tidak seorang pun dapat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk dua majikan. Sebab, ia akan lebih mengasihi yang satu daripada mengasihi yang lain; atau lebih setia kepada yang satu daripada kepada yang lain. Begitu juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan sekaligus untuk uang.'" (Mat 6 : 24 BSD)
Tidak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan, karena ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan mengabaikan yang lain. Oleh sebab itu, kamu tidak dapat sekaligus mengabdi kepada Allah dan kepada keduniawian. (Shellabear)
No one can serve two masters; for either he will hate the one and love the other, or he will stand by and be devoted to the one and despise and be against the other. You cannot serve God and mammon [deceitful riches, money, possessions, or whatever is trusted in]. (AMP)
~ FG