Ketika sedang berolahraga sore di sebuah lapangan kawasan militer, terdengar pengumuman bahwa setiap aktivitas di area tersebut dimohon untuk berhenti sejenak karena hendak dilangsungkan penurunan bendera merah putih, dan dapat melanjutkan kembali setelahnya.
Pertama kali mengalami, awalnya saya tidak menyadari, namun setelah melihat orang-orang lainnya sungguh menghentikan kegiatan mereka, lalu berdiri menghadap arah bendera, saya pun akhirnya ikut berhenti dan menunjukkan rasa hormat pada prosesi itu.
Bagaimana bila ada seseorang yang sengaja menolak atau tidak sadar-sadar supaya segera melakukannya untuk menghormati upacara singkat penurunan bendera di situ? Sepengetahuan saya, ada yang diberi peringatan peluit ataupun mungkin tindakan sanksi lainnya yang lebih tegas.
Terkait hal tersebut, jika terhadap perkara dunia saja kita masih bisa menunjukkan penghormatan, yang walau sering kali karena terpaksa ataupun rutinitas serta tugas kita, mengapa tidak terlebih lagi kita melakukannya kepada Roh Allah yang adalah jaminan keselamatan kita?
Efesus 4 : 30, "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan."
Janganlah menyedihkan hati Roh Allah. Kalian sudah dimeteraikan dengan Roh, menjadi milik Allah. Roh itu juga merupakan jaminan bahwa Hari Pembebasan akan datang bagimu. (BIS)
Selain itu jangan sampai cara hidupmu membuat Roh Kudus bersedih hati. Karena Roh itu merupakan bukti bahwa kamu adalah milik Allah, dan Roh Kudus juga menjamin keselamatanmu pada hari kita dibebaskan dari dunia yang gelap ini. (TSI)
Menurut catatan Full Life, Roh Kudus yang tinggal dalam diri orang percaya merupakan Pribadi yang dapat mengalami duka atau kesedihan mendalam sebagaimana halnya yang pernah dialami Yesus ketika menangisi Yerusalem dan bersedih pada peristiwa lainnya.
Menghormati, menghargai dan mengasihi ataupun mendukakan, menyakiti dan melukai hati-Nya adalah sebuah pilihan hidup. Kita akan mendukakan hati Roh Kudus apabila mengabaikan hadirat, suara serta tuntunan-Nya. Dan jika berlama-lama dalam keadaan seperti demikian, maka akan membawa pada penolakan Roh Kudus serta memadamkan kerohanian kita.
Efesus 4 : 30 (BSD), "Janganlah melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat Roh Allah menjadi sedih. Ingatlah bahwa Roh Allah yang ada pada kalian menunjukkan bahwa kalian adalah milik Allah. Dengan Roh itu juga, kalian mempunyai kepastian bahwa Allah akan membebaskan kalian dari kesalahan apabila waktunya sudah tiba."
Don't grieve God. Don't break his heart. His Holy Spirit, moving and breathing in you, is the most intimate part of your life, making you fit for himself. Don't take such a gift for granted. (MSG)
God has given you his Spirit to confirm/to assure you that some day God will claim all you people whom Christ has redeemed, just like people confirm that something belongs to them by putting their seal on it. So do not cause God's Holy Spirit to be sad by the way you talk/by the things that you say. (DEIBLER)
1 Tesalonika 5 : 9 (BSD), "Janganlah menghalangi Roh Allah bekerja dalam dirimu."
Do not refuse the urging from God's Spirit when he is working among you. That would be like throwing water on a fire! (DEIBLER)
~ FG