Kisah Para Rasul 18 : 17 (FAYH), "Kemudian orang banyak itu menangkap Sostenes, yang menggantikan Krispus sebagai pemimpin rumah ibadat, serta memukulinya di luar ruang pengadilan, tetapi Galio sama sekali tidak ambil pusing."
Nama tokoh Sostenes pada ayat bacaan kita di atas mungkin sama dengan yang ada di dalam surat 1 Korintus 1:1 :
Saudara-saudara jemaat Allah di Korintus! Saudara sudah dipanggil oleh Allah untuk menjadi umat-Nya karena Saudara milik Kristus Yesus, bersama-sama semua orang di mana saja yang menyembah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita juga. Saya, Paulus, dan saudara kita Sostenes, mengharap semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberi berkat dan sejahtera kepadamu. Saya menulis surat ini sebagai rasul Kristus Yesus, yang diangkat oleh Allah sendiri dan atas kehendak-Nya juga. (1 Kor 1 : 1 BIS)
Siapakah sebenarnya Sostenes tersebut?
Sebuah referensi menyatakan, belum pasti siapa Sostenes itu maupun orang-orang yang menyerang serta menangkapnya. Mungkin ia sahabat yang membela Paulus, lalu membawanya pergi untuk melindungi sehingga ketika perusuh tidak dapat menemukannya karena hendak mendakwa Paulus yang mempengaruhi banyak orang supaya menyembah Allah bertentangan dengan hukum Taurat Musa, maka mereka menyalahkan Sostenes. Sahabat yang baik memang semestinya rela melindungi, terutama bila sama-sama hidup dalam kebenaran.
Sesuai arti namanya, Sostenes yaitu saviour of his nation atau penyelamat bangsanya, mungkin apabila ia tidak bisa menyelamatkan seisi bangsa, ia masih dapat menolong seseorang. Satu jiwa pun amat berharga.
Lukas 15 : 10 (BIS), "Begitulah juga malaikat Allah gembira kalau ada satu orang jahat bertobat dari dosa-dosanya. Percayalah!"
Kemungkinan juga Sostenes mengepalai rumah ibadah Yahudi bersama rekan lainnya, lalu bertobat serta percaya pada Tuhan Yesus setelah mendengar dan menerima pengajaran maupun pengabaran Injil dari rasul Paulus.
Waktu itu, Sostenes sebagai kepala rumah ibadah ditangkap dan dipukuli, padahal sebenarnya Pauluslah yang menjadi sasaran. Ini pun mengingatkan tentang seorang hamba Tuhan yang menjadi tawanan Nazi, rela menanggung, menggantikan posisi tahanan lainnya yang dipanggil untuk dicambuk ketika nama mereka dipanggil dan merasa takkan kuat lagi. Bagaimana bila kita yang menjadi Sostenes?
Kiranya, kita pun tetap setia dan mempertahankan iman, berbuat benar dan mau melayani, apa pun yang sekiranya terjadi serta mesti kita hadapi di dalam hidup ini.
~ FG