Mungkin ada saja tindakan kita yang menyakiti hati Tuhan, entah sebaik apa pun kita berusaha melakukan yang terbaik serta menyenangkan Dia.
Jika kita mau jujur, berapa kali dosa yang kita perbuat secara sadar maupun tidak sengaja dalam 5 menit, 30 menit, sejam, dua jam, 12 jam, 24 jam sehari? Barangkali sering sekali, bukan.
Namun, tiap kali kita telah berbuat salah, segeralah meminta ampun kepada Tuhan dan berbalik kepada-Nya. Sadari kita tak sanggup dan bukanlah apa-apa tanpa perlindungan, penyertaan dan kebaikan hati-Nya. Sebab, dosa dan si jahat berupaya membuat kita menjauh dari Tuhan, supaya tidak mengasihi Dia ataupun sesama.
Sesungguhnya, kita pun ibarat tanah liat bagi Dia. Bukan besi, tembaga ataupun sesuatu lainnya yang terasa kuat dan kokoh. Artinya, betapa rapuhnya kita sebagai manusia di hadapan-Nya.
Tetapi Engkau, ya TUHAN, adalah Bapa kami, kami tanah liat, dan Engkau yang membentuk kami; kami semua adalah buatan tangan-Mu. Jadi janganlah marah dengan sangat, ya TUHAN, jangan lagi mengingat-ingat dosa kami; lihatlah, kami ini umat-Mu. (Yesaya 64 : 8 – 9 BIS)
Allah menghargai, rindu memberkati, disenangkan hati-Nya, bahkan mencari orang yang mau merendahkan hati, taat serta takut hanya akan Dia.
Nah, mari sama-sama menjadi orang yang rendah hati, terus-menerus menyadari kebutuhan akan kasih karunia serta kemurahan-Nya, dan berusaha menaati firman-Nya sepenuh hati.
Yesaya 64 : 2 (BIS), "Alam semesta adalah buatan tangan-Ku, maka semua itu dijadikan. Tetapi kesukaan-Ku ialah orang yang rendah hati, yang menyesali dosa-dosanya, yang takut dan taat kepada-Ku."
"I made all this! I own all this!" GOD's Decree. "But there is something I'm looking for: a person simple and plain, reverently responsive to what I say." (MSG)
I have made everything; that's how it all came to be. I, the Lord, have spoken. The people I treasure most are the humble—they depend only on me and tremble when I speak. (CEV)
~ FG