Kejadian 25 : 8, "Lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya."
"Lalu berakhirlah Abraham dan mati, pada waktu rambutnya telah putih, sangat tua, lanjut umur dan telah puas. Dan dia dikumpulkan kepada para leluhurnya" (MILT).
"Lalu pada umur tua ia mengembuskan napas terakhir, seorang yang sudah tua, setelah bertahun-tahun ia hidup yang penuh, dan ia dikumpulkan bersama kaum leluhurnya." (KSKK)
Abraham wafat pada usia tua dan 'suntuk umur' atau dengan telah puas terhadap hidupnya. Demikianlah seseorang yang telah tuntas atau selesai terhadap dirinya. Dengan kata lain, memikirkan kehidupan orang lain serta tidak lagi hidup egois ataupun untuk kesenangan-kesenangan diri sendiri saja.
Terkait tentang akhir hidup Ishak pun dikatakan hal yang serupa:
"Lalu meninggallah Ishak, ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya; ia tua dan suntuk umur, maka Esau dan Yakub, anak-anaknya itu, menguburkan dia." (Kejadian 35 : 29)
"Dan berakhirlah hidup Ishak dan dia mati, dan dia dikumpulkan kepada kaumnya, tua dan puas hari-harinya. Maka Esau dan Yakub, anak-anaknya, menguburkannya." (MILT)
"Ishak mengembuskan napas terakhir dan dikumpulkan bersama leluhurnya pada masa tua yang bagus. Putranya Esau dan Yakub menguburkannya." (KSKK)
Pada masa tua yang bagus! Ishak pun puas terhadap hidupnya. Kita pun tentu rindu memiliki hari tua dan menjalani masa-masa hidup seperti itu, bukan?
Bagaimanakah keadaan kita saat-saat ini? Apakah kita mau menjadi orang-orang yang hidup dengan menggunakan segenap potensi sampai tuntas dan hingga akhir kehidupan kita, serta tiada kesempatan dari Tuhan bagi kita masing-masing yang disisakan maupun disia-siakan?
"I've lived long enough to live free. And proud to see you become the man that you are. I'm a happy man." (Campbell, Braveheart)
~ FG