Dua hari yang lalu, kita telah sama-sama belajar tentang para hamba pada zaman rasul Paulus, yang juga masih relevan untuk kita sebagai pekerja maupun pelayan di manapun berada. Yaitu hamba yang melakukan segala sesuatunya dengan tulus, rela serta segenap hati.
Sesungguhnya, budak-budak atau para hamba pada zaman dahulu di masa Alkitab, memiliki tuan yang berkuasa penuh atas hidup mereka. Kata-kata 'budak tuannya' pun berarti budak yang merupakan seseorang yang dijual kepada orang lain. Ataupun, atas keputusan hukum maupun hakim tertentu, seseorang yang memiliki utang sangat besar dapat dijatuhi hukuman menjadi budak sebagai ganti pembayarannya.
Demikian pula, misalnya seorang bapak yang sangat memerlukan dana bisa saja menjual anaknya menjadi budak! Kemudian, penduduk suatu negeri yang kalah perang oleh negeri lain juga dapat dijual sebagai budak ke orang-orang di negeri lainnya.
Seorang budak harus bekerja untuk tuannya waktu itu, dan tak punya hak apa pun! Tidak menerima honor atau upah. Dan tidak bisa ataupun sangat jarang sekali mampu bebas atau keluar dan lari dari perbudakan. Apabila tertangkap setelah kabur dari perbudakan, sering kali hukuman beratnya ialah hukuman mati.
Karena itu, secara gambaran kasar, hidup budak berada sepenuhnya di tangan tuan atau majikannya. Bersyukur apabila tuannya seorang yang ramah, murah hati serta penuh empati, ditambah jujur, berintegritas, makmur, maka keadaan hidup budaknya bisa terbilang terjamin cukup baik. Namun, kerap kali majikan zaman dahulu tidak seperrti itu.
Efesus 6 : 9 (FAYH), "Sedangkan Saudara yang memiliki hamba-hamba harus memperlakukan mereka dengan adil dan benar, seperti saya menyuruh mereka berlaku benar. Jangan selalu mengancam mereka. Ingatlah, Saudara sendiri hamba Kristus; Saudara dan mereka mempunyai satu Tuan, yang tidak pilih kasih."
You masters, just like your slaves should serve you well, you similarly must treat them well. Do not ever threaten to beat them if they do not do their work well. Do not forget that the one who is their Lord and your Lord is in heaven. So he is the one who will say to you and your slaves whether he approves of what you and they have done, and when he judges people, he does not act more favorably toward some than he acts toward others. (DEIBLER)
Betapa sepatutnya lebih bersyukur karena kita sesungguhnya memiliki Tuan atas kehidupan kita yang begitu baik, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Kewajiban para hamba pun dapat disimpulkan dalam satu kata, yaitu ketaatan secara tulus dan setia, seperti terhadap Kristus. Allah pasti membalas atas apa pun pekerjaan maupun pelayanan yang kita kerjakan dengan mata yang tertuju pada Dia.
Efesus 6 : 5 (FAYH), "Hamba-hamba, taatilah tuanmu; hendaklah Saudara bekerja sebaik-baiknya bagi mereka. Layanilah mereka seperti halnya Saudara melayani Kristus."
Servants (slaves), be obedient to those who are your physical masters, having respect for them and eager concern to please them, in singleness of motive {and} with all your heart, as [service] to Christ [Himself]. (AMP)
Servants, respectfully obey your earthly masters but always with an eye to obeying the [real] master, Christ. (MSG)
~ FG