Matius 10 : 16, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."
Lihatlah! Aku mengutus kamu pergi seperti domba ke tengah-tengah kawanan serigala. Oleh karena itu, hendaklah kamu pandai seperti ular, tetapi kamu juga harus seperti burung merpati, yang tidak melakukan yang salah. (WBTC Draft)
Stay alert. This is hazardous work I'm assigning you. You're going to be like sheep running through a wolf pack, so don't call attention to yourselves. Be as cunning as a snake, inoffensive as a dove. (MSG)
Mungkin kita pun telah kerap mendengar serta mengetahui ayat firman Tuhan di atas. Namun, apakah arti sesungguhnya diutus seperti domba di tengah-tengah serigala tersebut?
Salah satunya, sebagai orang-orang percaya yang mau mengikuti serta sungguh-sungguh hidup dalam kehendak Allah akan terancam banyak bahaya maupun pencobaan. Ibaratnya, menjadi domba tak berdaya di kerumunan serigala. Karena itu, kita senantias berdoa memohon hadirat, rahmat, perlindungan dan pertolongan Allah setiap saat.
Apa yang bisa diharap dari kawanan domba yang lemah, tak berdaya ataupun terlindungi di tengah kawanan serigala buas, selain akan merasa cemas dan dicabik-cabik?
Orang-orang jahat seperti serigala yang selalu ingin memangsa dan menghancurkan. Sedangkan, umat Allah, terutama pelayan-pelayan Tuhan seperti domba di antara mereka. Namun, oleh karena Kristus yang mengutus kita, yakinlah Ia juga pasti akan melindungi, menyertai serta meneguhkan kita untuk melalui apa pun yang kita hadapi.
Menurut Jamieson, Fausset, Brown Commentary, "Bila berdiri sendiri, kecerdikan ular itu tidak lebih daripada kelicikan, dan ketulusan seekor merpati tidak lebih baik daripada kelemahan. Tetapi jika digabungkan, kecerdikan ular akan menyelamatkan mereka dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya, serta ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut."
1 Korintus 14 : 20 (KSKK), "Saudara-saudara, janganlah tetap menjadi kanak-kanak dalam cara berpikir. Hendaklah berlaku sebagai kanak-kanak terhadap kejahatan, tetapi dewasa dalam cara berpikir."
To be perfectly frank, I'm getting exasperated with your infantile thinking. How long before you grow up and use your head--your [adult] head? It's all right to have a childlike unfamiliarity with evil; a simple [no] is all that's needed there. But there's far more to saying [yes] to something. Only mature and well-exercised intelligence can save you from falling into gullibility. (MSG)
~ FG