Mazmur 66 : 18, "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."
Sekiranya aku senang memikirkan kejahatan, pasti TUHAN tak mau mendengarkan. (BIS)
Ia tidak akan mendengarkan seruanku seandainya aku tidak mengakui dosa-dosaku. (FAYH)
Sebuah merek kopi juga memproduksi suatu kaus yang bertuliskan GPP. Setelah membaca tulisan di bawahnya, ternyata bukanlah singkatan yang berarti tidak apa-apa (ga pa pa), melainkan tidak peka-peka (ga peka peka).
Sedikit tertempelak juga membacanya, sebab jika kita memang mau jujur terhadap diri sendiri, seringkah kita memiliki kepekaan terhadap suara-Nya, firman Tuhan, maupun kebutuhan akan kepedulian di sekitar kita?
Ya, masihkah kita peka terhadap apa pun yang Tuhan ingin supaya kita kerjakan sesuai kehendak-Nya? Ataukah justru kita terus-menerus menuruti keinginan diri sendiri?
Roma 7:19, "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat."
Semakin peka dan dekat kita dengan Roh Kudus, makin pula kita peka terhadap apa pun yang terjadi di sekeliling kita oleh sebab hikmat, tuntunan serta kasih karunia-Nya yang menyertai dan memampukan kita. Apa pun yang terjadi hari-hari ini, tetaplah memiliki hati dan kepekaan seperti itu.
Orang-orang yang senang akan ketidakbenaran tidak dapat mengharap doa-doanya akan dijawab oleh Tuhan bila mereka berseru kepada-Nya. Ia menghendaki agar kita hidup terpisah dari dosa, dan baru saat itulah Ia akan menanggapi seperti halnya seorang Bapa menanggapi anak-Nya.
"The word 'listen' contains the same letters as the word 'silent'." ~ Alfred Brendel
"When the train goes through a tunnel and the world gets dark, do you jump out? Of course not. You sit still and trust the engineer to get you through." ~ Corrie ten Boom
~ FG