Jika mau jujur pada diri sendiri, kasih yang kita miliki terhadap sesama, bahkan dengan yang terdekat sekalipun, maupun terutama terhadap Tuhan mungkin itu bersyarat. Padahal, kasih-Nya tidaklah bersyarat terhadap kita. Kita berjanji, mengaku ataupun akan berbuat baik hanya apabila memperoleh dan mengalami hal-hal yang baik saja. Tanpa mau seperti itu ketika terjadi yang sebaliknya, atau di luar ekspektasi kita.
Hari ini kita diingatkan untuk maukah kita belajar mengasihi Tuhan dan sesama kita dengan penuh kerelaan, tanpa syarat, dan hanya mengutamakan atau mengandalkan Tuhan ketika terjadi hal-hal yang di luar apa yang kita harapkan?
Ayub 2:10 (VMD), "Ayub menjawab istrinya, 'Engkau berbicara seperti perempuan bodoh. Allah telah memberikan yang baik kepada kita, dan kita telah menerimanya, jadi kita juga harus menerima kesusahan dan tidak mengeluh.' Dalam semuanya itu, Ayub tidak berdosa. Ia tidak menyalahkan Allah yang melakukan sesuatu yang salah."
Tetapi Ayub menjawab, "Engkau berbicara seperti perempuan yang tidak mengenal Allah. Apakah hanya hal-hal yang menyenangkan saja yang mau kita terima dari Allah, sedangkan yang tidak menyenangkan tidak mau kita terima?" Maka dalam keadaan sedemikian itu pun Ayub tidak berdosa melalui perkataannya. (FAYH)
Job answered, "You sound like one of those fools on the street corner! How can we accept all the good things that God gives us and not accept the problems?" So even after all that happened to Job, he did not sin. He did not accuse God of doing anything wrong. (ERV)
Bayangkan, kalau Tuhan sendiri mensyaratkan --taruhlah untuk sekadar-- membayar setiap napas atau oksigen yang kita hirup itu 1 rupiah saja, betapa kerepotannya kita! Tetapi bersyukurlah, Ia pun tidak mensyaratkan kasih-Nya bagi kita.
Hari ini, mari kita sungguh-sungguh bertanya dan melihat kedalaman hati kita, masihkah kasih kita bersyarat?
Galatia 5:25 (BSD), "Roh Allah sudah memberikan hidup yang baru kepada kita. Jadi, hanya Dia yang dapat memimpin kita dan memberitahu bagaimana kita harus hidup."
Kalau sekarang kita hidup oleh kuasa Roh Kudus, marilah kita mengikuti pimpinan Roh Kudus dalam setiap segi kehidupan kita. (FAYH)
Since this is the kind of life we have chosen, the life of the Spirit, let us make sure that we do not just hold it as an idea in our heads or a sentiment in our hearts, but work out its implications in every detail of our lives. (MSG)
Daniel 3:8 (VMD), "Namun, sekalipun Allah tidak menyelamatkan kami, kami mau agar Raja tahu bahwa kami tidak mau menyembah allahmu. Kami tidak menyembah berhala emas yang engkau dirikan."
But even if he doesn't, it wouldn't make a bit of difference, O king. We still wouldn't serve your gods or worship the gold statue you set up. (MSG)
"We learn to believe by believing. We learn to love by loving. The practice of acting on a certain thing, even or especially when feeling is absent, embodies the entire 'how' of growth." (Kita belajar percaya dengan mulai benar-benar mempercayainya. Kita belajar mengasihi dengan mulai benar-benar mengasihi. Tindakan nyata akan sesuatu yang kita percayai, sekalipun mungkin tidak melibatkan adanya unsur perasaan di dalamnya, menunjukkan bahwa kita bertumbuh secara rohani). ~ Eugenia Price
~ FG