C. H. Spurgeon seorang hamba Tuhan, sekaligus yang cukup aktif menulis, dengan rendah hati pernah mengatakan mengakui, "Saya ingat ketika bertekad untuk tidak akan berbuat dosa lagi, tetapi nyatanya saya melakukannya lagi, bahkan sesaat sebelum sarapan pagi hari." (I recollect when I resolved never to sin again. I sinned before I had done my breakfast.)
Sering kali, memang tekad kita sendiri kemungkinan besar tidak akan berhasil. Sebab, yang memampukan dan menguatkan serta menolong kita adalah Allah sendiri, bukan dengan kekuatan ataupun kemampuan kita sendiri.
Zakharia 4:6 (MILT), "Kemudian dia menjawab dan berkata kepadaku dengan mengatakan, 'Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel, yang berkata: Bukan dengan kekuatan dan bukan dengan kuasa, tetapi dengan Roh-Ku, TUHAN alam berfirman.'"
Lalu ia berkata, "Begini firman TUHAN kepada Zerubabel, 'Bukan dengan keperkasaan atau dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku.' Demikianlah firman TUHAN semesta alam. ('Kamu akan berhasil karena Roh-Ku, walaupun kamu berjumlah sedikit dan lemah.') (FAYH)
This is GOD's Message to Zerubbabel: 'You can't force these things. They only come about through my Spirit,' says GOD-of-the-Angel-Armies. (MSG)
Demikian juga dalam pelayanan maupun menjalani panggilan hidup kita dari Tuhan, kekuatan atau kekuasaan pribadi tidak dapat melaksanakannya, melainkan hanya kalau kita menerima kuasa oleh Roh Kudus, dan berjalan bersama dengan Dia. Hanya jikalau Roh Kudus terus-menerus memerintah serta menguasai hati dan hidup kita, barulah kita dapat melaksanakan kehendak Allah bagi setiap kita. Jadi, bukan sekadar tekad.
2 Korintus 12:9-10 (BIS), "Tetapi Tuhan menjawab, 'Aku mengasihi engkau dan itu sudah cukup untukmu; sebab kuasa-Ku justru paling kuat kalau kau dalam keadaan lemah.' Itu sebabnya saya lebih senang membanggakan kelemahan-kelemahan saya, sebab apabila saya lemah, maka justru pada waktu itulah saya merasakan Kristus melindungi saya dengan kekuatan-Nya. Jadi saya gembira dengan kelemahan-kelemahan saya. Saya juga gembira kalau oleh karena Kristus saya difitnah, saya mengalami kesulitan, dikejar-kejar dan saya mengalami kesukaran. Sebab kalau saya lemah, maka pada waktu itulah justru saya kuat."
Setiap kali Ia berkata: "Tidak. Tetapi Aku menyertai engkau. Hanya itu yang kauperlukan. Kuasa-Ku dapat diperlihatkan dengan jelas di dalam orang yang lemah." Sekarang saya bergembira dapat menjadi pernyataan yang hidup dari kuasa Kristus, dan bukannya memamerkan kuasa dan kecakapan saya sendiri. Karena saya tahu bahwa semua itu bagi kepentingan Kristus, maka saya tidak berkecil hati mengenai "duri itu", dan mengenai penghinaan, kesukaran serta penganiayaan. Sebab, apabila saya lemah, saya menjadi kuat. Makin sedikit yang saya miliki, makin banyak saya menggantungkan diri kepada-Nya. (FAYH)
And then he told me, My grace is enough; it's all you need. My strength comes into its own in your weakness. Once I heard that, I was glad to let it happen. I quit focusing on the handicap and began appreciating the gift. It was a case of Christ's strength moving in on my weakness. Now I take limitations in stride, and with good cheer, these limitations that cut me down to size--abuse, accidents, opposition, bad breaks. I just let Christ take over! And so the weaker I get, the stronger I become. (MSG)
~ FG