"Kita nggak bisa ngatur-ngatur Tuhan," kata papa mertua saya yang masih sedang dalam pergumulan mengalami sakit-penyakit. Keluarga kami sudah mencoba pengobatan maupun pengecekan ke sejumlah rumah sakit, namun belum menunjukkan hasil yang diharapkan.
Papa pun sebenarnya memiliki rencana-rencana, tetapi juga sepertinya tidak dapat terlaksana. Hingga akhirnya papa menyadari bahwa memang kita tidak bisa mengatur-atur Dia, namun maukah kita melakukan dan menuruti apa yang Tuhan kehendaki?
Corrie ten Boom pernah mengatakan, "Don't bother to give God instructions, just report for duty," atau daripada mencoba mengatur-atur Tuhan ataupun memberitahu Dia apa yang sebaiknya dilakukan, kiranya kita dapat memilih untuk lebih siap maupun bersedia untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan-Nya. Kita mengatur-atur dan memberitahu Tuhan seperti itu mungkin karena kita ingin supaya segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana ataupun apa yang kita inginkan saja.
Padahal, pandangan kita terbatas—hal ini berbicara lebih mengenai pada perkara-perkara rohani. Namun, kita dapat memilih untuk percaya pada rancangan-Nya, dan bahwa Ia jauh lebih tahu yang terbaik. Ia melihat gambaran besarnya, serta berdaulat (punya kekuasaan tertinggi) atas hidup kita.
Jadi, masihkah kita mencoba mengatur-atur Dia?
Mazmur 37 : 5 (VMD), "Bergantunglah pada TUHAN. Percayalah kepada-Nya, dan Dia akan menolongmu."
Commit your way to the Lord [roll and repose each care of your load on Him]; trust (lean on, rely on, and be confident) also in Him and He will bring it to pass. (AMP)
Open up before GOD, keep nothing back; he'll do whatever needs to be done. (MSG)
Yesaya 55:8-9 (FAYH), "Pikiran-Ku bukan pikiranmu, dan jalan-Ku bukan jalanmu!"
"My thoughts are completely different from yours," says the LORD. "And my ways are far beyond anything you could imagine." (NLT)
~ FG