Entah mengapa, sepertinya beberapa waktu belakangan ini saya diingatkan tentang rasa hormat maupun menghormati Tuhan. Kita tentu ingat firman-Nya menyatakan, "Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah" (1 Sam. 2:30 b).
Sehari yang lalu, kita telah belajar Abraham memiliki pikiran yang benar dan keyakinan akan kemahakuasaan Allah, serta berserah secara sempurna pada janji-janji-Nya. Nah, kali ini, sejenak kita mempelajari ia pun memiliki rasa hormat dan ketaatan.
Kejadian 22 : 12 (BIS), "'Jangan kausakiti anak itu atau kauapa-apakan dia,' kata TUHAN melalui malaikat itu. 'Sekarang Aku tahu bahwa engkau hormat dan taat kepada-Ku, karena engkau tidak menolak untuk menyerahkan anakmu yang tunggal itu kepada-Ku.'"
"Singkirkan pisau itu; jangan kaubunuh anakmu," seru Malaikat TUHAN, "karena Aku tahu bahwa engkau mengutamakan Allah dalam hidupmu sehingga engkau rela menyerahkan bagi-Ku anakmu yang sangat kaukasihi sekalipun." (FAYH)
The angel said, "Don't kill your son or hurt him in any way. Now I can see that you respect God. I see that you have not kept your son, your only son, from me." (International Children's Bible)
Rasa hormat serta ketaatan Abraham akhirnya mendatangkan berkat Tuhan baginya, walau bukan semata-mata demi berkat itu sendiri, melainkan oleh sebab ia mau menaati serta rindu mengutamakan Allah saja di atas segala-galanya.
Bagaimana dengan kita?
Jika hari ini tantangan maupun pergumulan berat menerjang, saat godaan ataupun pencobaan melirik di depan, manakah yang kita pilih: takut akan Allah serta menghormati Dia, ataukah hanya ingin memuaskan keinginan sendiri, acuh tak acuh, dan menganggap remeh apa pun yang Ia percayakan?
Kiranya Ia memandang dan menilai kita sebagai orang-orang yang sungguh-sungguh takut akan Dia dan rindu melakukan kehendak-Nya dalam hidup ini.
"Mereka akan menjadi berkat bagi semua bangsa di bumi, karena engkau telah mendengar dan menaati Aku." (Kejadian 22:18, FAYH)
Manusia tahu siapa Allah, tetapi mereka tidak mau menghormati Dia: Mereka tidak berkata kepada-Nya, "Engkau sungguh-sungguh Allah." Di dalam hati mereka, mereka juga tidak merasa berterima kasih atas apa yang telah dilakukan oleh Allah. Sebaliknya, apa yang mereka pikirkan tidak ada artinya sama sekali. Dan karena pikiran mereka kosong, apa yang selalu mereka pikirkan adalah hal-hal yang salah, yang tidak baik. (Roma 1:21, BSD)
~ FG