Irena Sendler lahir 15 Februari 1910 di Otwock, Polandia yang sarat komunitas Yahudi waktu itu. Dia memiliki kecondongan hati yang rindu untuk menolong. Menolong yang bukan cuma angan-angan, melainkan sungguh-sungguh melakukan.
Irena bersama teman-temannya menyelamatkan ribuan anak Yahudi dengan cara menyelundupkan mereka saat Perang Dunia II, dan membuat mereka diadopsi keluarga non-Yahudi, memalsukan dokumen agar identitas tidak ketahuan, maupun menitipkan mereka di biara-biara supaya selamat dari upaya pembunuhan massal oleh Nazi.
Sekitar 1940-an, Nazi memaksa ratusan ribu orang Yahudi di Polandia untuk tinggal di kawasan kumuh. Tak sedikit mereka meninggal tiap bulan akibat berbagai penyakit maupun kelaparan. Di area itulah Irena mencari anak-anak untuk diselamatkan. Dia pernah berkata, "Saya tak buang banyak waktu memikirkan risikonya, hati saya tahu saya harus berada di sana dan memberi pertolongan."
Polisi-polisi pengawas Nazi takut wabah tifus sehingga mengizinkan dokter maupun perawat masuk kawasan kumuh itu dan mengobati orang-orang. Dengan menjadi perawat, Irena mengerjakan misi menyelamatkan sebanyak-banyaknya anak kecil Yahudi. Cukup sedih ketika Irena melihat dan membujuk orangtua-orangtua untuk mengizinkan anak-anaknya diselundupkan. Karena siapa yang rela berpisah dari anak-anak yang masih kecil seperti itu?
Meski tak menjamin akan selamat, setidaknya masih ada harapan. Irena menulis nama-nama mereka satu per satu, memasukkan ke botol kecil lalu menyembunyikannya. Rencananya pun mempersatukan kembali anak-anak itu dengan keluarga dan orangtuanya setelah perang berakhir.
Nazi sempat menangkap Irena setelah mendapat info mata-mata dan memenjarakannya. Dia disiksa guna membocorkan siapa saja yang membantunya. Sekalipun begitu, dia menolak memberitahu, dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Namun seorang rekan menyuap para penjaga sehingga Irena dapat keluar. Irena tak trauma dan terus menyelamatkan anak-anak Yahudi, meski masih diawasi.
Keberanian Irena Sendler mungkin takkan terkuak oleh dunia apabila pada 1999 empat siswa dari Kansas, Amerika, tidak membuat karya ilmiah sejarah yang terinspirasi tulisan yang ditunjukkan gurunya tentang Irena.
Pada 2003, negara Polandia menganugerahi Order of the White Eagle bai Irena, penghargaan tertinggi bagi warga maupun prajurit Polandia. Di tahun yang sama, Paus Yohanes Paulus II menyuratinya untuk berterima kasih serta memuji keberanian dan jasanya.
Pada 2009, Irena tak kuasa menahan air mata ketika bertemu dengan sejumlah anak yang diselamatkannya yang telah menjadi dewasa dan mengaku berutang budi serta nyawa kepadanya yang telah hari demi hari, selama kurang lebih 18 bulan berjibaku di kawasan kumuh.
Bagaimana dengan kita? Apakah telah membawa jiwa-jiwa untuk mengenal Tuhan Yesus dan berani mengambil risiko? Tuhan akan bergerak dan bekerja bersama kita, serta menolong orang-orang yang mengandalkan dan takut akan Dia.
"Tidak seorang pun menyalakan pelita dan meletakkannya di tempat yang tersembunyi atau menutupnya dengan ember air. Sebaliknya, ia akan meletakkannya di tempat pelita sehingga orang-orang yang masuk dapat melihat cahayanya." (Lukas 11:33, AMD)
~ FG