Di dalam Kisah Para Rasul 7:1-60, kita melihat Stefanus, ditangkap dan dihukum rajam sampai mati. Saulus pun sebelum bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan, menganggap baik serta setuju untuk melempari orang benar itu dengan batu (Kis. 8:1a). Dunia ini memang serbaterbalik. Orang yang benar dipersalahkan, sementara itu perbuatan ataupun orang yang salah dianggap benar.
Banyak orang sering kali merasa hidup benar dan mengenal kebenaran. Namun, jika mau sungguh-sungguh mengakui secara tulus, sebenarnya kesalehan ataupun kebenaran kita itu hanyalah menyerupai sebuah kain kotor yang perlu dibersihkan setiap hari.
Yesaya 64:6 (TB), "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin."
Kami semua telah menjadi seperti orang najis, (yang kena kusta) karena dosa-dosa kami. Segala kebenaran kami (yang sangat kami banggakan itu) hanya seperti kain yang buruk dan kotor. Kami menjadi seperti daun yang layu dan kering, lalu gugur. Segala dosa kami melenyapkan kami seperti angin menyapu daun-daun kering. (FAYH)
Benar-benarlah hidup dalam terang dan kebenaran Tuhan Yesus saja supaya kita tidak tersandung ataupun berlama-lama betah berada dalam kegelapan dosa. Mengikut, melayani serta mengasihi Tuhan Yesus pun semestinya merupakan suatu tindakan yang berkelanjutan, terus-menerus, dan bertahan sampai kesudahan zaman, hingga Ia datang kembali untuk yang kedua kali.
Kemudian, dalam salah satu pembicaraan-Nya, Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku adalah Terang Dunia. Sebab itu, jikalau kalian mengikut Aku, kalian tidak akan terantuk di dalam gelap, oleh karena Terang Yang Hidup akan menerangi jalan kalian." ~ Yohanes 8:12 (FAYH)
Bahkan seluruh pengabdianku tak bisa membalas kesetiaan-Mu. ~ Robert & Lea
~ FG