"Meskipun saya dapat berbicara dengan berbagai bahasa manusia, bahkan dengan bahasa malaikat sekalipun, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka ucapan-ucapan saya itu hanya bunyi yang nyaring tanpa arti. Meskipun saya pandai menyampaikan berita dari Allah, dan mengerti semua hal yang dalam-dalam, dan tahu segala sesuatu serta sangat percaya kepada Allah sehingga dapat membuat gunung berpindah, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang lain, maka saya tidak berarti apa-apa! Meskipun semua yang saya miliki, saya sedekahkan kepada orang miskin, dan saya menyerahkan diri saya untuk dibakar, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang lain, maka semuanya itu tidak ada gunanya sama sekali." (1 Kor. 13:1-3, BIMK)
Apalah arti kekristenan tanpa kasih...
Walau kasih pun bisa juga dalam bentuk pendisiplinan yang tegas, tetapi kita tahu kasih adalah bentuk penyataan terbesar dari kepercayaan kita pada Tuhan Yesus.
Paulus mengingatkan, tanpa kasih, maka sebaik apa pun iman kekristenan kita, tiada faedahnya. Sama sekali tak ada gunanya.
Bahkan, jika tidak mengasihi, sesungguhnya kita tidak mengenal Allah.
"Sahabat-sahabat yang saya kasihi, marilah kita kasih-mengasihi, karena kasih itu berasal dari Allah dan mereka yang mengasihi serta baik hati menyatakan bahwa mereka anak-anak Allah, yang mengenal Dia makin lama makin baik. Tetapi, jikalau seseorang tidak mengasihi dan tidak baik hati, hal itu menyatakan bahwa ia tidak mengenal Allah—sebab Allah itu kasih." (1 Yoh. 4:7-8, FAYH).
Marilah kita sungguh-sungguh mengasihi, terutama hari-hari ini. Pun bersyukurlah apabila kita menerima perhatian yang baik serta kasih sayang yang tulus dari orang lain.
Dan jika Ia begitu sangat mengasihi kita, masakah kita tidak mau memiliki kasih, sekecil atau sebesar apa pun itu...?
(FG)