Apa dasar kita melayani Tuhan di dalam posisi apa pun kita saat ini? Apakah lahir dari hati yang penuh ucap syukur karena kasih setia & kebaikan-Nya? Ataukah motivasi-motivasi lain yang tidak tulus di hadapan Allah?
"Kepunyaan kekasihku aku" (Kidung Agung 7:10a).
Dalam hubungan kita dengan Tuhan, kita pun bisa berkata bahwa kita ini milik Tuhan. Dia telah menebus kita dari dosa, sehingga kita memperoleh keselamatan.
"Jangan lupa bahwa tubuh kita masing-masing seperti Ruang Mahakudus untuk Roh Allah!—yaitu Roh-Nya yang sudah kita terima dari Allah dan yang tinggal di dalam diri kita masing-masing. Artinya tubuh kita ini bukan milik kita sendiri lagi. Karena kita sudah ditebus dengan harga yang sangat mahal—yaitu darah Kristus. Oleh karena itu, marilah kita memuliakan Allah dengan tubuh kita" (1 Korintus 6:19-20, TSI).
Semestinya kita sadar bahwa apa pun yang kita lakukan adalah untuk menyenangkan hati Tuhan dan karena kita sungguh-sungguh mengasihi Dia, serta mengingat kebaikan-kebaikan-Nya dalam hidup ini.
"Penghasilanku tidaklah besar setiap waktu karena gangguan kesehatan yang kualami dari tahun-tahun awal sampai sekarang. Namun, aku tidak boleh gagal dalam mencatat kesetiaan yang tak pernah gagal dari Allah yang menggenapi janji-Nya, dan bahwa Dia telah menunjukkan kepadaku banyak keindahan pemeliharaan-Nya, yang olehnya aku dipenuhi rasa syukur yang menakjubkan." ~ Thomas Obadiah Chisholm
(FG)