Tuhan Yesuslah sumber kekuatan kita, terutama di dalam menghadapi pergumulan ataupun melakukan segala sesuatu yang jelas-jelas tidak mampu dan mustahil kita hadapi atau lakukan sendiri.
Saat Paulus pun dirajam batu sampai diseret karena dikira meninggal (Kis. 14:19-20), hanya mukjizat dari Allahlah yang membuat serta memampukannya untuk bangkit & melanjutkan pelayanannya. Karena Paulus mengalami keadaan deliquium atau tak sadarkan diri akibat kehabisan darah di otak dari rajaman tersebut.
Kita perlu mukjizat, kuasa, serta pertolongan Tuhan untuk menjalani & mengerjakan hal-hal yang acap kali tak mampu kita jalani & kerjakan sendiri. Bukan uang, kemampuan, pengalaman pribadi, kepintaran ataupun kekuatan diri kita sendiri.
Kita pun hanyalah perantara, dan Tuhan sanggup memakai kehidupan kita sesuai kehendak serta rencana-Nya, supaya hanya nama Tuhan yang menerima penghormatan & kemuliaan.
Saat kita menghadapi sesuatu yang benar-benar di luar kemampuan kita, apa pun itu, kiranya Tuhan menolong, menguatkan dan memampukan kita.
"Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman" (Kis. 14:23, 26-27).
(FG)